TEMPO.CO, Washington—Putra sulung Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Donald Trump Jr., merilis email yang mengungkap soal pertemuannya dengan seseorang yang ia yakini pengacara pemerintah Rusia.
Seperti dilansir CNN, Rabu 12 Juli 2017, keputusan ini dilakukannya pada Juni 2016 setelah ia menerima email yang menawarkan informasi rahasia dan sensitif yang dapat memberatkan Hillary Clinton, rival ayahnya dalam pemilu presiden AS 2016.
Email itu diunggah Trump Jr melalui akunnya @DonaldTrumpJr setelah menuai kecaman publik menyusul laporan harian The New York Times pada akhir pekan lalu tentang pertemuan menghebohkan itu.
Baca: FBI Selidiki Persekongkolan Rusia dan Trump dalam Pilpres Amerika
Sebelumnya, baik Trump maupun orang-orang di sekitarnya membantah pernah bertemu dengan pihak Rusia untuk mencari informasi yang dapat menghancurkan kredibilitas Hillary Clinton dalam pilpres akhir tahun lalu.
Namun setelah pertemuan rahasia itu berhasil diungkap New York Times, Donald Trump Jr dan Natalia Veselnitskay, pengacara Rusia yang menjadi sorotan, membenarkan adanya pertemuan tersebut.
Namun keduanya membantah mendiskusikan tentang kampanye pilpres AS dan maupun pertukaran informasi penting terkait Hillary.
Percakapan dalam email itu terjadi antara Donald Trump Jr dan Rob Goldstone, seorang publisis dan mantan reporter tabloid Inggris.
Goldstone merupakan representasi anak dari pebisnis Azerbaijan-Rusia yang dekat dengan pemerintah Rusia.
Dalam email tersebut, Goldstone menawarkan pertemuan dengan 'pengacara pemerintah Rusia'.
Pertemuan tersebut dimaksud untuk membahas penawaran atas sejumlah dokumen resmi dan informasi yang dapat memberatkan Hillary oleh seorang pengacara kelas atas Rusia yakni Natalia Veselnitskaya.
"Ini jelas merupakan informasi tingkat tinggi dan sensitif tapi ini merupakan bagian dari Rusia dan pemerintahannya mendukung Trump," tulis Goldstone dalam sebuah email ke Trump Jr.
"Jika itu apa yang kamu ucapkan, aku menyukainya," balas Trump Jr.
Baca: Terungkap, Trump Minta FBI Hentikan Penyelidikan atas Rusia
Pertemuan yang dipermasalahkan ini terjadi pada 9 Juni 2016, di Trump Tower, New York City. Turut hadir dalam pertemuan antara lain Paul J. Manafort ketua tim kampanye Trump serta menantu kesayangan Donald Trump yang kini menjadi penasihat di Gedung Putih, Jared Kushner.
Dalam sebuah pernyataan pada 11 Juli 2017, Donald Trump Jr mengatakan bahwa informasi yang ditawarkan oleh Goldstone merupakan "Penelitian atas Lawan Politik".
"Pertama kali saya ingin menghubunginya lewat telepon tapi saat itu tidak berhasil, mereka mengatakan perempuan itu akan berada di New York dan bertanya apakah saya akan bertemu. Saya memutuskan untuk menghadiri pertemuan tersebut," ujar Trump Jr.
"Perempuan tersebut, seperti yang dia katakan di depan umum, bukan pejabat pemerintah."
"Dan, seperti yang telah kami katakan, dia tidak memiliki informasi untuk diberikan dan ingin membicarakan tentang kebijakan adopsi dan Undang-Undang Magnitsky," kata Donald Trump Jr.
Baca: Direktur Sementara FBI: Penyelidikan Trump-Rusia Tetap Berlanjut
Email tersebut memberikan bukti nyata bahwa tim kampanye Trump dan anggota keluarganya bersedia mempertimbangkan menerima dukungan dari pemerintah Rusia selama kampanye Pilpres 2016.
Penyelidik federal juga telah menyelidiki hubungan antara tim kampanye Trump dan Rusia selama berbulan-bulan. Ini sebagai bagian dari penyelidikan adanya campur tangan Rusia dalam kampanye Pilpres 2016.
Komunitas intelijen AS menyimpulkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mengarahkan kampanye untuk membantu Donald Trump selama kampanye Pilpres AS 2016. Meski demikian, tidak jelas apakah email yang diterima Trump Jr adalah bagian dari upaya itu.
CNN | THE NEW YORK TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI