TEMPO.CO, Washington—Rudal balistik antarbenua atau ICBM milik Korea Utara diprediksi mampu menjangkau San Diego, California, Amerika Serikat dalam dua tahun mendatang.
Hal ini diungkapkan laman 38 North, yang merupakan kelompok pemantau isu Korea Utara seperti dikutip Daily Mail, Selasa 11 Juli 2017.
Rudal ICBM bernama Hwasong-14, saat ini diperkirakan memiliki jangkauan antara 7 ribu - 8 ribu kilometer. Jangkauan itu cukup untuk mencapai Alaska atau Hawaii, wilayah AS yang ada di Pasifik.
Baca: Uji Coba Rudal Korea Utara, Analis: Bisa Menjangkau Alaska
"Jika Hwasong-14 dirakit dengan cara yang sesuai dan seluruh masalah bugs diatasi, rudal itu mungkin bisa lebih baik dari itu," tulis ilmuwan dirgantara AS, John Schilling, dalam situs 38 North. Bugs merujuk pada 'kode eror' suatu program komputer.
"Korea Utara tidak akan mampu mencapai performa ini besok, tapi pada akhirnya mereka akan mencapainya.”
Uji coba rudal ICBM yang pertama digelar Korut bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli lalu, diklaim sukses oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un. “Ini adalah hadiah untuk 'bajingan Amerika',” demikian ucap Kim Jong-un.
Menurut Schilling, saat ini rudal Korut cukup beruntung jika bisa mengenai target sebesar kota. Sebab teknologi re-entry rudal Korut, yakni teknologi sebuah rudal untuk bisa kembali masuk ke atmosfer bumi dengan utuh, tanpa terbakar habis, masih terbatas.
Baca: Diremehkan Trump, Korea Utara Ancam Serang New York dengan Rudal
"Tapi dengan uji coba dan pengembangan tambahan selama setahun atau dua tahun, rudal itu kemungkinan besar akan menjadi rudal yang diandalkan dalam mengantarkan satu hulu ledak nuklir ke target di sepanjang pantai barat AS, mungkin dengan akurasi yang cukup untuk menghancurkan target militer lunak seperti pangkalan Angkatan Laut," kata Schilling, merujuk pada pangkalan militer AS di San Diego, California.
Korea Utara dilarang mengembangkan teknologi rudal oleh Dewan Keamanan PBB. Namun di bawah kepemimpinan Kim Jong-Un, teknologi rudal Korut berkembang pesawat, yang semakin meningkatkan ketegangan dengan Amerika Serikat.
DAILY MAIL | NDTV | SITA PLANASARI AQUADINI