TEMPO.CO, Tokyo - Sedikitnya 15 orang dilaporkan hilang, termasuk seorang anak dan dua lainnya tewas serta 400 ribu warga terpaksa meninggalkan rumahnya menyusul hujan deras di kawasan barat daya Jepang sejak Rabu hingga Kamis, 6 Juli 2017.
Menurut keterangan pejabat Badan Meteorologi kepada wartawan, hujan lebat yang turun sejak Rabu, 5 Juli 2017, hingga Kamis ini menyebabkan sungai meluap tak sanggup menampung guyuran air langit.
"Situasinya tidak normal. Air hujan tersebut menyebabkan banjir besar di beberapa kawasan," ujarnya.
Beberapa bagian di kawasan Fukuoka, sebelah barat daya Pulau Kyushu, intensitas hujan mencapai 774 milimeter selama sembilan jam pada Rabu.
"Instensitas ini dua kali lebih tinggi dari hujan yang turun secara normal," bunyi siaran televisi NHK.
Baca: Badai Roke Ancam Nagoya, Sejuta Warga Diminta Mengungsi
Untuk mengatasi luapan banjir, pemerintah Jepang mengerahkan setidaknya 7.500 tim keselamatan termasuk polisi, petugas pemadam kebakaran dan tentara dari Pasukan Bela Diri Jepang.
Mereka dimobilisasi untuk membantu evakuasi warga dan mencari korban hilang. Selain itu, pemerintah juga mengerahkan 40 helikopter yang siap memberikan bantuan hingga cuaca memungkinkan.
"Ada sejumlah laporan menyebutkan beberapa orang gagal diselamatkan, misalnya seorang bocah hilang akibat hanyut di sungai. Rumah saya disapu banjir dan saya tak bisa menemui orang tua saya," kata Yoshihide Suga, Sekretaris Kabinet Jepang, kepada wartawan dalam acara jumpa pers, Kamis dinihari, 6 Juli 2017, waktu setempat.
REUTERS | CHOIRUL AMINUDDIN