TEMPO.CO, Paris - Rencana pembunuhan terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron oleh pria 23 tahun digagalkan petugas keamanan.
"Tersangka saat ini ditahan," kata petugas keamanan.
Menurut juru bicara kepolisian, Agnes Thibault Lecuivre, tersangka melakukan aksinya seorang diri. Adapun motif pembunuhan belum diketahui secara jelas.
Baca: Macron Terpilih Jadi Presiden, Ini Komentar Warga Prancis
"Investigasi terhadap dia masih berlanjut," tulis media di Prancis.
Pria yang dideskripsikan dari kelompok "nasionalis kanan-jauh" itu rencananya melakukan pembunuhan terhadap Presiden Macron saat parade hari Bastille, 14 Juli 2017 di Champs-Elysees.
Menurut RMC, tersangka juga ingin menghabisi nyawa kaum kulit hitam, Arab, Yahudi, dan homoseks. "Dia seorang pengangguran dan mengalami gangguan psikologi," tulis New Europe.
Saat ini, tersangka ditahan di derah pinggiran Argenteuil dekat Pais. Selanjutnya akan dibawa ke pengadilan pada Sabtu pekan ini.
Baca: Terpilihnya Emmanuel Macron Bawa Harapan Warga Muslim Prancis
Sebelumnya, agen Prancis mencurigai tersangka ketika dia membeli senjata laras panjang Kalashnikov melalui media online sambil mengatakan bahwa dia akan melakukan serangan.
Laporan L'Express mengatakan pria tersebut tampaknya sedang mempelajari preseden serangan massal.Adapun pihak kepolisian menjelaskan, mereka telah menemukan bukti rencana pembunuhan Presiden Macron. Tersangka terinspirasi serangan massal Columbine pada 1999 yang menewaskan 12 murid sekolah dan seorang guru.
NEW EURO | CHOIRUL AMINUDDIN