TEMPO.CO, Brussel - Pasukan Belgia menembak mati tersangka pelaku bom bunuh diri di stasiun kereta api, Selasa, 20 Juni 2017.
Insiden yang dianggap sebagai aksi teroris oleh para pemimpin di Eropa itu tidak menimbulkan korban jiwa.
Baca Juga: Dituding Rencanakan Terorisme, 2 Pria Dibekuk Polisi Belgia
Jaksa Belgia dalam keterangannya kepada media mengatakan, seorang pria menyiapkan sebuah ledakan kecil di stasiun kereta api pusat Belgia.
Selanjutnya, dia ditembak mati oleh petugas keamanan yang sedang melakukan patroli di Brussels. Sejak serangan teror mematikan setahun lalu, polisi aktif melakukan patroli.
Pihak kejaksaan menolak berkomentar mengenai slogan ekstrimis yang diteriakkan tersangka sebagaimana disaksikan sejumlah orang di sekitar stasiun.
Beberapa jam setelah kejadian, tim penjinak bom yang sedang membersihkan area di stasiun menemukan seorang pria tergeletak tak bernyawa. Dia tak memiliki identitas.
"Kami rasa ini serangan teroris," kata jaksa Eeric Van Der Sypt kepada wartawan.
Ibu Kota Belgia yang menjadi markas besar Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa telah menerapkan kewaspadaan tinggi sejak Brussels dijadikan sel oleh ISIS ketika mereka membunuh 130 orang di Paris pada 2015.
Empat bulan setelah insiden mematikan itu, ISIS juga membunuh 32 orang di Belgia.
MIDDLE EAST MONITOR | CHOIRUL AMINUDDIN