Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konflik Afrika Tengah, Warga Muslim Mengungsi ke Gereja

image-gnews
Sejumlah anak-anak mendapatkan selai kacang yang diberikan dari pusat makanan di Bangui, Republik Afrika Tengah, 11 Februari 2016. AP/Jerome Delay
Sejumlah anak-anak mendapatkan selai kacang yang diberikan dari pusat makanan di Bangui, Republik Afrika Tengah, 11 Februari 2016. AP/Jerome Delay
Iklan

TEMPO.CO, Bangui - Sedikitnya 1.500 orang, hampir semuanya muslim, terpaksa mengungsi di sebuah gereja Katolik menyusul konflik Afrika Tengah yang melibatkan kelompok Islam dan Kristen.

Seluruh korban konflik yang telah kehilangan tempat tinggal itu ditampung di salah satu katedral di Kota Bangassou setelah terjadi kekerasan mematikan pada pertengahan Mei 2017.

"Situasinya tidak cukup aman sehingga mereka tidak bisa keluar dari tempat ini," kata Alain Blaise Bissialo, pimpinan gereja. "Ada sejumlah pria bersenjata berkeliaran di sekitar kota ini," katanya melanjutkan.

Krisis di Bangassou dimulai pada 13-17 Mei 2017 ketika Anti-balaka, milisi siaga Kristen, melancarkan serangkaian serangan ke kaum muslim di Tokoyo, sebuah distrik berpenduduk mayoritas muslim di Bangassou.

Serangan itu membuat warga setempat lari tunggang langgang, sebagian besar lari ke masjid untuk mencari perlindungan. Namun langkah mereka tidak cukup, bahkan masjid diserang dan imam masjid setempat dibunuh.

Baca Juga:

Demi menyelamatkan penduduk muslim di masjid, Uskup Katolik setempat mengirimkan sejumlah truk ke Tokoyo untuk membawa mereka ke gereja.

"Menurut data terakhir, 150 orang dibunuh selama kekerasan berlangsung pada pertengahan Mei 2017, tapi jumlah tersebut kemungkinan bisa bertambah," ucap Antoinne Mbao Bogo, Ketua Palang Merah setempat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alidou Djibril, salah seorang yang mengungsi di gereja, mengatakan pengungsi di sini kekurangan makanan dan pakaian.

"Situasinya sulit bagi kami, kami harus tinggal di tempat yang sama, kami tidak bisa bergerak dan kami sedang berpuasa," katanya.

Djibril menambahkan, mereka hanya menerima makanan sekali seminggu setelah tiba di gereja. "Kelompok Anti-balaka melarang pedagang membawa makanan untuk kami."

Data yang dimiliki PBB menunjukkan, hampir 35 ribu penduduk Bangassou mengungsi, beberapa di antaranya mengungsi di tempat yang lebih aman atau kabur ke Kongo. Semua itu akibat konflik Afrika Tengah yang hingga kini belum mereda.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jurnalis Investigasi Rusia Tewas di Republik Afrika Tengah

1 Agustus 2018

Sejumlah pemuda bentrok dengan sejumlah Tentara Afrika Selatan karena diduga merupakan bagian dari kelompok pemberontak Muslim Seleka di Bangui, Afrika Tengah, (5/2). REUTERS/Siegfried Modola
Jurnalis Investigasi Rusia Tewas di Republik Afrika Tengah

Tiga jurnalis investigasi Rusia tewas di Republik Afrika Tengah. Pengusaha Rusia mengritik Presiden Vladimir Putin.