TEMPO.CO, Washington—Presiden Amerika Serikat Donald Trump sedang diselidiki oleh pengacara khusus Robert Mueller III atas dugaan menghalang-halangi penegakan hukum terkait kolusi dengan Rusia. Hal ini diungkapkan The Washington Post dalam laporan mereka, Rabu waktu setempat.
Mengutip pejabat yang tidak disebutkan namanya, The Washington Post mengatakan bahwa tiga pejabat intelijen senior telah setuju untuk diwawancarai oleh Robert Mueller.
Baca: FBI Selidiki Persekongkolan Trump-Rusia Sejak Juli Lalu
Mereka adalah Daniel Coats, Direktur Intelijen saat ini; Mike Rogers, Kepala National Security Agency (NSA), dan Richard Ledgett, mantan wakil Rogers. Mereka bersedia diwawancarai Mueller mulai pekan ini terkait dugaan kolusi antara Trump dengan Rusia dalam pemilu presiden 2016.
Mueller memimpin penyelidikan yang dilakukan FBI atas tuduhan bahwa Rusia mencampuri pemilihan umum AS 2016, serta setiap keterkaitannya dengan Donald Trump.
Presiden Trump berulang kali menyangkal adanya kolusi dengan Rusia, dan menyebut penyelidikan yang sedang berlangsung ini sebagai perburuan tukang sihir.
Washington Post menyebut bahwa keputusan Mueller untuk menyelidiki Presiden Trump merupakan titik balik utama dalam penyelidikan yang sampai saat ini masih berfokus pada sudut Rusia.
Para pejabat yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada Washington Post bahwa dugaan tindakan menghalang-halangi penyelidikan hukum itu dimulai beberapa hari setelah Presiden Trump memecat mantan direktur FBI James Comey pada tanggal 9 Mei.
Sebelum dipecat, Trump telah menuntut dan menerima jaminan dari Comey bahwa Trump tidak diselidiki.
Namun, Comey mengemukakan bahwa Donald Trump berusaha membuatnya menutup penyelidikan terhadap mantan Penasihat Keamanan Nasional, Michael Flynn.
Flynn dipecat Februari lalu karena melakukan kekeliruan dengan tidak mengungkapkan sejauh mana kontaknya dengan Sergei Kislyak, duta besar Rusia untuk Washington.
Gedung Putih menyangkal bahwa mereka menekan Comey.
Baca: Parlemen AS Selidiki Persekongkolan Donald Trump dan Rusia
Presiden Trump sejauh ini tidak memberikan tanggapan atas laporan itu.
Namun juru bicara tim pengacara Trump, Marc Kasowitz menanggapi berita Washington Post dengan marah.
"Kebocoran informasi FBI mengenai penyelidikan dugaan kolusi Rusia Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu keterlaluan, tidak bisa dimaafkan dan ilegal," kata juru bicara Gedung Putih, Mark Corallo.
THE WASHINGTON POST | THE GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI