TEMPO.CO, Rabat— Setelah Iran, Maroko mengumumkan mengirimkan pasokan makanan ke Qatar, negara yang kini tengah dikucilkan Arab Saudi cs, menggunakan pesawat.
Seperti dilansir Xinhua, Selasa 12 Juni 2017, Kementerian Luar Negeri Maroko mengatakan pengiriman ini dilakukan atas perintah langsung Raja Mohammed VI.
Baca Juga:
“Keputusan ini diambil berdasarkan ajaran Islam, terumata di saat Ramadan yang mewajibkan solidaritas di antara sesama Muslim,” demikian pernyataan resmi Kemlu Maroko pada Senin waktu setempat.
Baca: Diisolasi Arab Saudi, Qatar Akan Terima Makanan dari Iran
Kemlu Maroko menambahkan bahwa pengiriman pasokan makanan ke Qatar tidak ada hubungannya dengan krisis politik antara Qatar dengan negara-negara Teluk. Maroko menegaskan posisi mereka netral menghadapi perseteruan kedua pihak.
Sehari sebelumnya, Raja Maroko menawarkan menjadi mediator bagi konflik Qatar dan negara-negara Teluk.
Pada 4 Juni, beberapa negara Timur Tengah -antara lain Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir- memutus hubungan dengan Qatar karena dianggap mendukung kelompok militan.
Pemerintah Doha membantah tegas tuduhan tersebut.
Meski salah satu produser dan eksportir gas alam dunia, Qatar amat tergantung pada sumber pangan dan bahan baku impor.
Para pengamat memperkirakan sekitar 40 persen dari pasokan pangannya diimpor lewat Arab Saudi, satu-satunya negara yang memiliki perbatasan darat dengan Qatar.
Baca: Qatar Mulai Dibanjiri Produk Turki
Pentupan perbatasan itu oleh Arab Saudi mengancam pasokan pangan dan bahan baku untuk penyelesaian proyek pembangunan senilai US$200 miliar yang dibutuhkan untuk Piala Dunia 2022.
Namun Qatar pelan-pelan berupaya untuk mengatasi blokade yang dihadapinya dan Iran -yang merupakan seteru Arab Saudi- mengumumkan sudah menerbangkan lima pesawat membawa berbagai produk ke Qatar.
Turki juga berperan penting dalam memasok kebutuhan pangan ke Qatar.
XINHUA | MAROCCO WORLD NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI