TEMPO.CO, Cotabato City - Lebih dari 700 guru yang bertugas di Kota Marawi, Filipina, dinyatakan hilang sejak 20 hari pertempuran terjadi antara pasukan pemerintah Filipina dan kelompok teroris Maute.
Menurut Zenaida Unte, pengawas pembantu sekolah divisi Kota Marawi, pejabat Departemen Pendidikan Filipina belum menerima informasi tentang kondisi dan situasi lebih dari 700 guru di Marawi atau lebih dari setengah jumlah guru di sekolah negeri, yakni 1.424 orang.
Baca: Duterte: Saya Tak Pernah Minta Bantuan Militer AS untuk Marawi
Baru 675 guru dari berbagai sekolah yang melaporkan keadaan diri mereka dan lokasi mereka saat ini. Guru-guru itu, kata Unte, memastikan diri mereka selamat.
Adapun lebih dari 700 guru yang hilang diduga meninggalkan Marawi untuk menyelamatkan diri dari pertempuran yang pecah antara pasukan militer Filipina dan kelompok Maute setelah Presiden Rodrigo Duterte memberlakukan operasi militer untuk memberangus teroris.
"Kami tidak mau berspekulasi, seperti apakah mereka dalam situasi buruk, telah diculik atau terjebak di rumah-rumah mereka, atau ditahan di satu tempat. Kami saat ini berharap mereka baik-baik saja, dan mereka akan melapor untuk bekerja saat sekolah dibuka kembali," kata Unte, seperti dikutip dari Inquirer.net, Selasa, 13 Juni 2017.
Baca: Gencatan Senjata Gagal, 2.000 Orang Masih Terjebak di Marawi
Sejumlah guru kehilangan rumah mereka karena terkena tembakan bertubi-tubi saat pertempuran berlangsung. Namun Departemen Pendidikan Filipina tidak menerima laporan adanya guru yang tewas akibat pertempuran di Marawi.
Proses belajar terhenti di Marawi saat ini karena semua sekolah negeri ditutup atau terpaksa ditutup karena rusak parah. Para guru serta murid pun menyelamatkan diri keluar dari Marawi.
INQUIRER.NET | MARIA RITA