TEMPO.CO, Sydney- Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama kali. Tujuan penjara ini untuk memberangus terorisme melalui upaya menghentikan terpidana menyebarkan keyakinannya di dalam penjara.
"Kami akan mengeluarkan dana 47 juta dollar Australia (sekitar Rp 470 miliar) untuk jangka tiga tahun ke depan guna membangun kapasitas ekstra untuk mengisolasi para terpidana yang berusaha menyebarkan paham radikalisasi melalui jaringan dalam penjara," kata Gladys Berejiklian,pemimpin negara bagian New South Wales seperti dikutip dari ABSCBN News, 11 Juni 2017.
Baca: Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia
Menurut Berejiklian, penjara dengan keamanan maksimum untuk terpidana teroris itu nantinya berkapasitas 54 terpidana. Seluruh terpidana akan diisolasi dan dipantau secara intensif.
Hingga saat ini ada 33 terpidana yang dipenjara dalam perkara teroris di New South Wales.
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull pekan lalu mengisyaratkan reformasi peraturan mengenai pembebasan bersyarat termasuk pembebasan bersyarat bagi terpidana kekerasan yang terlibat jaringan milisi ISIS.
Baca: 12 Jam Teror Sandera di Australia, Apa Aksi Polisi?
Turnbull dan Jaksa Agung George Brandis telah mengkritik pemerintah negara bagian terkait dengan penegakan hukum tentang pembebasan bersyarat bagi para pelaku terorisme. Kritikan ini dipicu dengan kasus serangan di Melbourne oleh Yacqub Khayre.
Khayre mendapat pembebasan bersyarat atas perkara kekerasan. Setelah keluar, ia dengan menggunakan senjata membunuh seorang pria di apartemennya dan menyadera seorang perempuan selama beberapa jam.
Penjara isolasi khusus terpidana terorisme di New South Wales, Australia tidak disebutkan kapan beroperasi secara resmi.
ABCCBN NEWS |CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA