TEMPO.CO, Doha- Krisisi Qatar sudah memasuki hari kelima, berikut 5 hal penting dari pemutusan hubungan diplomatik negara-negara Teluk terhadap Qatar.
1. Blokade ekonomi.
Seiring pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar, negara-negara yang memusuhi Qatar melakuan blokade. Arab Saudi, yang berbagi perbatasan darat dengan Qatar menutup persimpangan dan menghentikan pengiriman barang ke tetangganya yang kaya gas. Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain juga menutup wilayah udara mereka untuk penerbangan dari dan ke Qatar. Warga Qatar diperintahkan keluar dari tiga negara itu dan jalur laut telah diputus.
Baca Juga:
2. Turki mengirim pasukan.
Setelah ancaman yang dilakukan terhadap Qatar, sekutu dekatnya, Turki memilih untuk mempercepat pengiriman pasukan ke markasnya di semenanjung tersebut. Seluruh pasukan itu akan ditempatkan di pangkalan militer Turki di Qatar.
Turki adalah sekutu kunci Qatar dan memiliki pangkalan militer di negeri itu. Amerika juga memiliki pangkalan militer di Qatar sebagai yang terbesar di Timur Tengah.
3. Serangan media.
Kantor Jaringan Media Al Jazeera di Riyadh, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir ditutup. Al Jazeera merupakan media terkemuka yang bermarkas di Doha, Qatar.
4. Tweet Trump.
Pada awal-awal kekisruhan diplomatik, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson mengatakan bahwa penting bagi anggota negara kawasan Teluk untuk tetap bersatu. Namun, jaminan Tillerson diliputi keraguan setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengunggah pernyataan di Twitter yang menuding Qatar sebagai pendonor ekstremisme. Donald Trump kemudian menelepon pemimpin Qatar untuk menawarkan bantuan dalam menyelesaikan krisis tersebut. Alih-alih meredakan situasi yang sudah memanas, tweet Trump justru memperburuk keadaan.
5. Daftar Terroris.
Pada Kamis malam, sebuah pernyataan bersama oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir menempatkan 59 individu dan 12 organisasi dalam sebuah daftar teroris. Ini termasuk pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin Yousuf al-Qaradawi dan 18 warga Qatar terkemuka. Qatar tegas menolak daftar teroris dan menyatakan tidak berdasar.
AL JAZEERA|YON DEMA