TEMPO.CO, Riyadh -Emir Qatar, Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani dituduh mendapat perlindungan dari Korps Garda Revolusioner Iran dalam istananya.
Seperti yang dilansir Al Arabiyah pada Rabu, 7 Juni 2017, seorang sumber di Mesir mengungkapkan tentang Sheikh Tamim menggunakan jasa Korps Garda Revolusioner Iran itu untuk melindunginya.
Baca: Diisolasi Arab Saudi, Qatar Akan Terima Makanan dari Iran
Garda Revolusi Iran berada di Qatar dengan menyamar sebagai peserta pelatihan.
Baik Qatar maupun Iran belum mengkonfirmasi laporan tersebut.
Jika terbukti benar bahwa ada pasukan Iran di Qatar, maka secara tidak langsung akan membenarkan semua tuduhan Arab Saudi dan sekutunya yang berujung pada pemutusan hubungan diplomatik.
Negara-negara Teluk termasuk, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar sejak Senin, 5 Juni 2017. Negara-negara Arab menuding Qatar menjalin hubungan erat dengan Iran.
Saudi, Bahrain, Mesir, dan UEA yang merasa Iran merupakan musuh bebuyutan, langsung memblokade media-media Qatar, termasuk Al Jazeera.
Baca: AS Tuding Peretas Rusia di Balik Krisis Diplomatik Qatar - Saudi
Pemerintah Qatar mengklaim berita kontroversial itu muncul karena kantor berita mereka telah diretas dan meminta semua pihak untuk tenang. "Pemutusan hubungan itu tidak berdasar," begitu penegasan pemerintah Qatar dalam pernyataannya.
Pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar itu bermula dari unggahan kantor berita Qatar yang memuat komentar dari Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, sekitar dua pekan lalu. Emir Qatar mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Iran. Dia menyanjung negara Syiah tersebut sebagai kekuatan Islam.
AL ARABIYAH|BBC|YON DEMA