TEMPO.CO,London – Ratusan ulama Inggris menolak menyalatkan jenazah para pelaku serangan di Jembatan London.
Hingga kini telah tercatat sekitar 200 tanda tangan untuk menolak mendoakan jenazah para teroris yang menewaskan tujuh orang dan melukai 48 lainnya dalam seragan di Jembatan London pada Sabtu malam, 3 Juni 2017.
Baca Juga:
Inisiatif itu dimaksudkan untuk mengirim pesan yang kuat kepada ekstremis bahwa tindakan teror atas nama Islam mereka salah.
Baca: Ini Pesan Butt, Pelaku Serangan Jembatan London Melalui WhatsApp
"Kami memutuskan bahwa kami perlu membuat pernyataan publik, untuk mengirim pesan yang secara efektif, Anda tidak diterima di komunitas kami baik dalam kehidupan atau kematian," kata Qari Asim, imam di Masjid Makkah di Leeds.
Yunus Dudhwala, kepala musala di rumah sakit St Bartholomew di London tengah, mengatakan belum pernah terjadi sebelumnya karena begitu banyak ulama Inggris yang bersatu dalam pernyataan semacam itu.
Pernyataan para imam tersebut tidak mengesampingkan layanan pemakaman yang diadakan untuk para pelaku, tambahnya.
Baca: Pelaku Serangan Jembatan London, Tersangka ke-3 Teridetifikasi
"Pernyataan tersebut dimaksudkan untuk mencegah ekstremis yang percaya bahwa tindakan jihad akan dihargai di akhirat," kata Rehanah Sadiq, seorang ulama Islam.
Polisi telah merilis tiga nama pelaku seragan di Jembatan London, yakni Youssef Zaghba, seorang pemuda berusia 22 keturunan Italia-Maroko. Serta Khuran Shazad Butt, 27 tahun dan Rachid Redouane, 30 tahun. Keduanya berasal dari Barking, London Timur.
Ketiganya tewas ditembak polisi melakukan serangan di Jembatan London setelah beraksi selama delapan menit.
GUARDIAN | YON DEMA