TEMPO.CO, Teheran - Iran mengatakan akan mengekspor makanan ke Qatar melalui laut, setelah negara itu diisolasi oleh negara-negara Teluk pimpinan Arab Saudi yang mengelilinginya.
Qatar diisolasi setelah Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya memutuskan hubungan diplomatik karena menuduh Doha mendukung terorisme.
Baca: Krisis Hubungan Diplomatik, Warga Qatar Borong Makanan
Dengan adanya isolasi itu, dikhawatirkan Qatar akan mengalami kekurangan bahan makanan, mengingat negara itu sangat bergantung pada impor bahan pangan dari negara-negara Teluk.
Kantor berita Iran, Fars, mengutip Reza Nourani, ketua serikat eksportir produk pertanian, mengatakan bahwa pengiriman makanan dari Iran dapat mencapai Qatar dalam waktu 12 jam.
Selama ini sekitar 40 persen bahan pangan di Qatar diimpor dari Arab Saudi. Namun saat ini Saudi menutup semua perbatasannya di darat. Seluruh pengiriman barang ke Qatar juga dihentikan.
Saudi dan Uni Emirat Arab juga sudah menghentikan pengiriman gula putih ke Qatar. Negara tersebut tiap tahun mengimpor 100 ribu ton gula. Kebutuhan gula saat bulan Ramadan biasanya naik.
Al-Jazeera melaporkan bahwa truk yang membawa makanan ke Qatar saat ini tertahan di perbatasan, tidak dapat memasuki negara tersebut.
Kekhawatiran akan kelangkaan makanan membuat ribuan warga Qatar ramai-ramai membeli bahan makanan dalam jumlah besar. Berdasarkan foto-foto yang didapat oleh Reuters, tampak toko-toko bahan makanan di Doha banyak yang kosong.
Baca: Arab Saudi Cs Putuskan Hubungan dengan Qatar, Ini Reaksi Amerika
Selain membantu pasokan makanan, Iran juga akan turun tangan membantu Qatar di berbagai bidang, termasuk upaya rekonsiliasi dengan negara-negara Teluk.
“Republik Islam Iran meminta seluruh tetangga yang terlibat dalam krisis di wilayah selatan Teluk Persia untuk belajar dari pengalaman pahit masa lalu. Kami ingin semua pihak menahan diri dan mengurangi ketegangan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Bahram Qassemi seperti dikutip NBC News.
Pemutusan hubungan diplomatik itu juga membawa berkah bagi Iran. Karena pesawat Qatar dilarang terbang di atas udara Arab Saudi, Bahrain dan Uni Emirat Arab, maka penerbangan kini diizinkan melewati wilayah udara Iran, Irak, dan Yordania.
Dengan demikian, Iran akan mendapatkan peningkatan pendapatan sebesar 20 persen yang berasal dari biaya penggunaan wilayah udaranya.
Pemutusan hubungan diplomatik terhadap Qatar itu bermula dari unggahan kantor berita Qatar yang memuat komentar dari Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, sekitar dua pekan lalu. Emir Qatar itu mengkritik kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Iran. Dia juga menyanjung negara Syiah tersebut sebagai kekuatan Islam.
Baca: Arab Saudi cs Putuskan Hubungan Diplomatik, Qatar Murka
Saudi, Bahrain, Mesir, dan UEA yang merasa Iran merupakan musuh bebuyutan, langsung memblokade media-media Qatar, termasuk Al Jazeera.
Pemerintah Qatar mengklaim berita kontroversial itu muncul karena kantor berita mereka telah diretas dan meminta semua pihak untuk tenang.
Insiden pemutusan hubungan diplomatik dengan Qatar pernah terjadi pada 2014 ketika Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain memanggil pulang Duta Besar mereka dari Qatar. Alasannya, ketiga negara itu menuding Qatar mendukung Presiden Mesir terguling, Mohamad Mursi dan kelompok terlarang Ikhwanul Muslimun.
AL JAZEERA | HINDUSTAN TIMES | YON DEMA