TEMPO.CO, Seoul- Ketua Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan atau KFA, Chung Mong-gyu mengungkapkan niatnya untuk menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2030 dengan Korea Utara untuk meredakan ketegangan di Semenanjung Korea.
Tawaran menjadi tuan rumah bersama dua negara yang secara teknis masih berada dalam kondisi perang itu. Korea Utara juga bersitegang dengan Cina dan Jepang.
Mong-gyu mengatakan bahwa dia percaya pada rencana itu terlepas dari ketegangan dengan negara komunis yang tertutup itu.
"Jika Seoul, Korea Utara, Cina dan Jepang siap berdiskusi, saya pikir kami bisa mengatur bersama Piala Dunia 2030. Selain itu, tuan rumah bersama ini juga bisa membantu keuangan negara masing-masing mengingat Korea Utara memiliki pasar sepak bola yang menarik" kata Mong-gyu.
Dilansir The Sun pada 15 Mei 2017, rincian penyelenggaraan Piala Dunia 2030 belum dibahas, namun ketua-ketua asosiasi sepakbola di Asia sangat antusias untuk mengintegrasikan Korea Utara ke dalam rencana mereka.
Mong-gyu yang baru saja memenangkan kursi di Dewan Asosiasi Sepak Bola Dunia, FIFA, menjadi orang Korea Selatan pertama sejak 2001 untuk masuk ke dalam jajaran dewan yang membuat semua keputusan penting.
Diia menambahkan bahwa presiden FIFA Gianni Infantino sangat tertarik pada empat negara yang menjadi tuan rumah acara besar.
Sejauh ini, Korea Utara telah dua kali mengikuti putaran final Piala Dunia, yakni pada 1966, tim nasionalnya lolos hingga ke perempat final. Kali kedua pada 2010 ketika tim itu gagal lolos dari fase penyisihan grup.
Tawaran Korea Selatan untuk menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2030, belum ditanggapi Korea Utara.
KOREAN HERALD|THE SUN|YON DEMA