TEMPO.CO, Moskow—Rusia berada dalam pusaran serangan global virus Ransomware WannaCry, bukan sebagai tersangka, tetapi sebagai korbannya.
Seperti dilansir The New York Times, Ahad 14 Mei 2017, Kaspersky Lab, perusahaan antivirus Rusia, menyebut bahwa negara ini menjadi salah satu target yang diincar oleh virus yang menyerang 200 ribu komputer di 150 negara tersebut.
Di Rusia, virus ini menghajar komputer Kementerian Dalam Negeri hingga melumpuhkan operasi perbankkan, perusahaan telekomunikasi hingga operasional jalan tol.
Baca: Ransomware WannaCry, Microsoft Tuding NSA Bertanggung Jawab
“Kemanusiaan menghadapi teroris dunia maya,” kata Frants Klintsevich, Wakil Ketua Komite Pertahanan Senat Rusia kepada kantor berita Tass.
“Ini adalah sinyal penting bahwa kehidupan masyarakat terancam oleh virus dunia maya.”
Sebelumnya, Rusia dituding berada di balik peretasan email Partai Demokrat menjelang pemilihan presiden Amerika Serikat 2016, yang berujung pada terpilihnya Donald Trump.
Kaspersky Labs termasuk yang pertama mengenali virus Ransomware WannaCry yang memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi Windows untuk mengenkripsi file tanpa seizin penggunanya.
Kaspersky Labs awalnya melaporkan 45 ribu serangan oleh virus itu di lebih dari 70 negara di mana Rusia paling banyak diserang. “Ruang lingkup sasaran dan korban tampaknya jauh lebih besar,” demikian bunyi laporan peringatan Kaspersky.
Dalam beberapa jam perusahaan keamanan internet lainnya mengatakan jumlah komputer yang menjadi target lebih dari 75 ribu komputer di 100 negara. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat.
Baca: Shadow Brokers Lakukan Serangan Cyber di 99 Negara, Ini Dampaknya
Sekelompok peretas yang dikenal sebagai “Pialang Bayangan” diyakini mencuri program Badan Keamanan Nasional Amerika atau NSA pada April lalu dan menyebarkannya menjadi virus Ransomware WannaCry untuk meminta tebusan data pengguna di seluruh dunia untuk mendapatkan keuntungan tunai.
THE NEW YORK TIMES | VOA | SITA PLANASARI AQUADINI