TEMPO.CO, New Delhi - Sedikitnya 25 orang tewas pada pesta perkawinan di sebelah barat India setelah tembok roboh menimpa tetamu, Rabu, 10 Mei 2017.
Menurut keterangan polisi setempat, Anil Tank, kepada kantor berita AFP, para korban itu tewas ketika sedang berlindung di balik tembok gudang timah karena hantaman badai debu.
"Tembok dan gudang timah yang roboh akibat hantaman badai itu menimpa tempat pesta perkawinan menyebabkan 22 orang tewas," kata Tank, Kepala Kepolisian di Bharatpur, distrik di negara bagian Rajasthan, tempat kejadian perkara.
Dari jumlah korban tewas, termasuk setidaknya empat anak. Adapun 28 orang yang mengalami luka-luka, jelas Tank, dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Para korban luka segera dilarikan ke rumah sakit terdekat dan dirawat di sana," tuturnya.
Al Jazeera dalam laporannya, Kamis, 11 Mei 2017, menyebutkan, insiden tersebut berlangsung di sekitar 200 kilometer sebelah selatan Ibu Kota Delhi.
Rajasthan adalah salah satu negara bagian di India yang paling gersang dan kerap diserang badai debu panas selama berbulan-bulan.
Kepala Menteri Rajasthan, Vasundhara Raje, menyampaikan ucapan belasungkawa kepada para korban tewas dan memberikan instruksi kepada pejabat kesehatan untuk segera memberikan pertolongan kepada para korban luka.
Pemerintah lokal juga mengumumkan akan memberikan kompensasi dana kepada para korban.
Gelombang panas menyapu hampir seluruh daratan di India beberapa pekan ini dengan temperatur suhu mencapai 44 derajat Celsius di Delhi.
Bangunan roboh di India dianggap sudah biasa. Kebutuhan gedung maupun perumahan sangat tinggi di India sehingga pembangunannya tidak standar termasuk penggunaan bahan bangunan.
Paras ahli konstruksi mengecam ketentuan pajak administrasi dan korupsi di India sehingga banyak peraturan kerap dilanggar. Akibat pelanggaran tersebut, pembangunan di India menggunakan material berkwalitas rendah, pengawasan tidak memadai, dan standar keselamatan pekerja buruk.
Pada 2013, sebuah bangunan tanpa izin roboh di Mumbai menewaskan 72 orang. Perisitiwa ini terburuk menimpa India selama beberapa dekade.
AL JAZEERA | XINHUA | CHOIRUL AMINUDDIN