TEMPO.CO, London – Laporan International Institute for Strategic Studies (IISS) menyebutkan Meksiko menempati ranking teratas negara dengan angka pembunuhan terbanyak di dunia. Adapun Suriah berada di urutan kedua.
Menurut IISS, sepanjang 2016, terjadi 23 ribu pembunuhan di Meksiko—negara yang terkenal dengan organisasi kartel narkoba.
Di Suriah, terjadi 60 ribu pembunuhan sejak perang saudara merebak pada 2011.
”Sangat jarang terjadi kekerasan kriminal mencapai ranking yang hampir sama dengan konflik bersenjata,” ujar Antonio Sampaio, peneliti IISS, dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Al Arabiya, 10 Mei 2017.
”Namun ini yang terjadi di negara yang terletak di kawasan Segitiga Utara di Amerika Tengah, yakni Honduras, Guatemala, dan El Salvador, serta khususnya di Meksiko,” Sampaio menegaskan.
Sementara angka pembunuhan di tiga negara Amerika Tengah dari tahun ke tahun menurun—16 ribu pembunuhan tahun lalu—di Meksiko justru terjadi kenaikan sebesar 11 persen pada periode yang sama.
Peningkatan angka pembunuhan di Meksiko, menurut Sampaio, dipicu keputusan Presiden Meksiko Felipe Calderon pada Desember 2006 yang mendeklarasikan Perang Melawan Narkoba. Tujuannya, memberangus para kartel narkoba.
”Hasilnya, konflik membuahkan penderitaan berat di Meksiko: 105 ribu orang kehilangan nyawanya dalam aksi pembunuhan pada bulan itu hingga November 2012,” kata peneliti IISS.
Angka pembunuhan tetap tinggi, menurut Calderon, akibat kegagalan Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto memenuhi janjinya melakukan demiliterisasi pemberangusan para penyelundup narkoba.
Secara umum, menurut IISS, kematian yang disebabkan oleh konflik menurun dari 2015 yang sebesar 167 ribu kematian, menjadi 157 ribu pada akhir tahun lalu. Dan, tahun ini Meksiko menjadi negara paling berdarah-darah di dunia.
AL ARABIYA | MARIA RITA