TEMPO.CO, New York—Gerai restoran cepat saji, Pizza Hut International, meminta maaf setelah cabang mereka di Israel mengolok-olok aksi mogok makan yang dilakukan ratusan tahanan Palestina selama beberapa hari terakhir.
Seperti dilansir The Jerusalem Post, Rabu 10 Mei 2017, Pizza Hut menegaskan bahwa iklan yang menghina tokoh penggerak mogok makan tahanan Palestina, Marwan Barghouti, telah dicopot dari akun Facebook Pizza Hut Israel.
Baca: Lebih dari Seribu Tahanan Palestina di Israel Mogok Makan
“Kami meminta maaf atas posting akun Facebook Pizza Hut Israel. Postingan itu sama sekali tidak pantas dan tidak mencerminkan nilai merek kami,” demikian pernyataan resmi Pizza Hut pada Selasa malam waktu setempat.
“Waralaba Israel telah menghapus postingan tersebut dan agen iklan yang membuat postingan tersebut telah diberhentikan. Kami sangat menyesal atas kejadian ini.”
Postingan pada Senin lalu membuat warga Palestina beramai-ramai menyerukan boikot Pizza Hut melalui sosial media.
Dalam postingan itu, nampak foto Marwan Barghouti duduk di ujung sel tahanannya.
Foto itu berasal dari video yang dirilis oleh Badan Penjara Israel pada Ahad lalu. Lembaga itu menyebut Barghouti yang menjalani hukuman bui seumur hidup dan memimpin aksi mogok makan, tengah menikmati sebatang coklat, namun hal ini tak dapat diverifikasi.
Menanggapi foto itu, Pizza Hut Israel menulis, “Mengapa tak mengudap pizza saja?”
Baca: PBB Pantau Aksi Mogok Makan Seribu Tahanan Palestina di Israel
Postingan itu menuai amarah rakyat Palestina dan para pendukung aksi mogok makan tahanan. Warga Palestina menyerukan boikot Pizza Hut melalui sosial media.
Keluarga Barghouti menyebut foto itu adalah foto lama ketika mereka menyelundupkan coklat kepada Barghouti sebelum aksi mogok makan kali ini.
Barghouti memimpin lebih dari 1.500 tahanan Palestina dalam aksi mogok makan sejak 17 April lalu.
Aksi ini sebagai upaya menuntut perlakuan yang lebih manusiawi terhadap tahanan Palestina oleh otoritas Israel. Para tahanan Palestina tidak memperoleh hak-hak dasar seperti layanan kesehatan, menjalani penjara di sel isolasi, penangkapan tanpa surat dakwaan hingga tak bisa dikunjungi oleh keluarga dan pengacara.
THE JERUSALEM POST | AL JAZEERA | SITA PLANASARI AQUADINI