TEMPO.CO, Seoul - Mantan pengacara hak asasi manusia sekaligus politisi berhaluan liberal, Moon Jae-in, 64 tahun, memenangkan pemilihan presiden Korea Selatan. Hal itu didasarkan pada hasil perhitungan cepat sesaat setelah pemungutan suara ditutup.
Seperti yang dilansir Reuters, Selasa 9 Mei 2017 malam, calon Partai Demokrat itu memperoleh 41, 4 persen dukungan, menurut tinjauan bersama oleh tiga stasiun televisi.
Sementara penantang dari Partai Konservatif, Hong Joon-Pyo, tertinggal jauh di belakang dengan 23,3 persen sedangkan seorang lagi calon, Ahn Cheol-Soo di tempat ketiga dengan 21,8 persen.
Baca: Pilpres Korea Selatan, Jumlah Pemilih Diprediksi Capai Rekor
Jika kemenangannya dikonfirmasi, Moon akan mengganti Park Geun-hye, yang dipecat pada Desember lalu oleh parlemen karena skandal korupsi.
Moon dikenal sebagai politisi yang mendukung dialog damai dengan Korea Utara untuk mengurangi ketegangan akibat program nuklir dan rudalnya yang meningkat.
Dia juga ingin mereformasi keluarga konglomerat yang dikelola keluarga, seperti Samsung dan Hyundai, dan meningkatkan pengeluaran fiskal untuk menciptakan lapangan kerja.
Moon, yang kalah tipis dari Park dalam pemilihan presiden terakhir, pada 2012, telah mengkritik dua mantan pemerintah konservatif karena gagal menghentikan pembangunan senjata Korea Utara.
Dia menganjurkan kebijakan dialog dua jalur sambil mempertahankan tekanan dan sanksi untuk mendorong perubahan.
Kemenangan Moon akan mengakhiri hampir satu dekade pemerintahan konservatif di Korea Selatan.
REUTERS | CNN | YON DEMA