TEMPO.CO, Paris—Kemenangan Emmanuel Macron dalam Pilpres Perancis 2017 menjadi sorotan internasional. Namun ia tak sendirian. Istrinya, Brigitte Trogneux, juga menjadi perhatian dunia karena lebih tua 25 tahun dari sang suami.
Kisah cinta mereka yang tak biasa juga menggugah perhatian publik. Ketika mereka pertama kali bertemu, Emmanuel Macron berusia 17 tahun sementara Brigitte Trogneux adalah seorang guru yang sudah menikah berusia 42 tahun. Ia mengajar Macron untuk mata pelajaran drama.
Baca: 5 Fakta Istri Emmanuel Macron, Sepakat Menolak Punya Anak
Sejak pertama bertemu Trogneux, Macron telah bersumpah perempuan inilah yang akan menjadi istrinya. Impian itu terwujud.
Dan setelah mereka menikah pada 2007, Trogneux selalu berada di sisi Macron selama kampanye, mengatur agendanya, mengedit pidatonya bahkan memberi masukan soal penampilannya di atas panggung.
Tak heran jika Macron mengundang istrinya untuk maju ke atas podium setelah memenangkan pemilihan putaran pertama dua pekan lalu.
"Brigitte, selalu hadir. Tanpa dia saya tidak akan menjadi diri saya saat ini," kata Macron dan disampbut oleh tepukan meriah para pendukungnya.
Bukan hanya Macron yang jatuh cinta pada istrinya. Rakyat Prancis pun mengagumi calon Ibu Negara sejak Macron bertarung melawan Marine Le Pen di babak pertama.
Ketika sejumlah kartunis Perancis serta program TV dan radio menyindir perbedaan usia pasangan tersebut, banyak pihak yang menilai lelucon tersebut misogonis.
Bahkan banyak warga Prancis justru memuji penampilan perempuan berusia 64 tahun itu yang tetap elegan di usia yang sudah tak muda lagi. Ia selalu terlihat anggun dan elegan, serta secara jelas menjadi pendukung terkuat sang bankir di Istana Elysee.
“Setiap malam kami akan mengulangi dan menganalisis apa yang kami dengar tentang satu sama lain,” ujar Trogneux kepada Majalah Paris Match pada tahun lalu. “Saya harus memperhatikan semuanya, melakukan segala hal untuk melindungi dia (Macron)”.
Dan itulah yang dilakuan Trogneux. Selama kampanya, Trogneux selalu berdiri di belakang Macron. Memberi tahu dunia bahwa mereka pasangan yang kompak, saling mendukung, saling menguatkan.
Namun pertemuan awal mereka tak mudah. Saat pertama bertemu, Trogneux adalah istri dan ibu tiga anak. Dia mengajar bahasa Perancis, Latin, juga drama di Amiens, kota kecil di utara Perancis, yang juga merupakan kampung halaman Macron.
Kehidupan ini berubah pada pertengahan 1990an, ketika dia menonton akting seorang murid, Emmanuel Macron, di drama berjudul "Jacques and his Master”.
Baca: Emmanuel Macron, Capres Prancis yang Nikahi Gurunya
Trogneux yang menganggap Macron berbakat, setuju memberinya pelajaran tambahan untuk kelas drama. Dari situ, hubungan keduanya berkembang.
Dua tahun kemudian, Macron melamar Trogneux. Usianya waktu itu 17 tahun dan Trogneux, 42 tahun."Saat berusia 17 tahun, Emmanuel berkata: ‘Apapun yang kamu lakukan, saya akan menikah denganmu,'" kata Trogneux.
Orangtua Macron sempat melarang hubungan mereka, dan meminta Trogneux menjauh. Tapi, Macron tetap bersikukuh. Bahkan, ketika hijrah ke Paris untuk melanjutkan studi, Macron tetap berusaha memenangkan hati Trogneux.
Tiga belas tahun berlalu sejak pertemuan pertama mereka dan Trogneux akhirnya menceraikan suaminya, Andre Louis Auziere pada 2006. Dia menikahi Macron setahun kemudian.
Pasangan pengantin baru itu kemudian pindah ke Paris. Emmanuel Macron melanjutkan kuliah dan Trogneux, bekerja sebagai guru.
Baca: Belajar Kolaborasi Suami Istri dari Emmanuel Macron dan Brigitte
Trogneux dikenal sebagai orang yang ramah dan optimistis. Ia juga disebut sebagai ibu dan nenek yang sangat perhatian. Dari ketiga anaknya, Trogneux punya tujuh orang cucu dan dia kerap menghabiskan akhir pekan bersama mereka.
Saat sang suami memenangkan pemilu dan menjadi presiden Prancis termuda dalam sejarah, Trogneux tentu saja bahagia. Namun ia menjawab pertanyaan wartawan dengan diplomatis.
"Saya sangat beruntung bisa berbagi ini bersama Emmanuel Macron. Namun soal politik, saya tidak punya banyak pilihan," ujarnya. Sebagai Ibu Negara, Trogneux mengatakan akan lebih banyak fokus menolong kaum muda yang kurang beruntung.
REUTERS | CNN | BUSINESS INSIDER | SITA PLANASARI AQUADINI