TEMPO.CO, Kairo - Mesir menyambut baik kesepekatan terbentuknya zona aman di Suriah berdasarkan usulan Rusia sebagaimana dibahas dalam perundingan damai di Astana, Kazakhstan.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor Kementerian Luar Negeri, Mesir memuji semua upaya menghentikan permusuhan di seluruh wilayah Suriah, segera menghentikan kekerasan dan memperbaiki masalah kemanusiaan.
Pernyataan itu juga menyinggung masalah perlunya dicari solusi politik terhadap krisis di wilayah Suriah dan mengurangi kehadiran organisasi teroris di negeri itu.
Gagasan terbentuknya zona aman itu bermula dari pembicaraan melalui telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dengan rekannya Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Selasa, 2 Mei 2017.
Kedua pemimpin negara itu sepakat mengusulkan terbentuknya zona aman setidaknya di empat wilayah di Suriah. Selanjutnya gagasaan tersebut dibahas dalam perundingan damai di Astana.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung zona damai sebagaimana disampaikan Putin kepada Trump.
Berbicara pada acara jumpa pers bersama Erdogan di resor Laut Hitam, Rabu, Putin mengatakan, "Kami berdua sepakat mendukung terbentuknya zaman aman dan menghentikan permusuhan."
Utusan khusus Rusia untuk Suriah, Aleksandr Lavrentiev, mengklaim bahwa zona aman secara siginifikan akan mengurangi konfrontasi bersenjata antara oposisi bersenjata Suriah dengan pasukan pemerintah.
SANA | MEMO | CHOIRUL AMINUDDIN