TEMPO.CO, Manila -Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dirinya sulit memenuhi undangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Gedung Putih. Jadwal yang padat, termasuk rencana lawatannya ke Moskow, Rusia menjadi alasan presiden Duterte ragu untuk berjanji pada presiden Trump.
"Saya terikat dengan beberapa janji yang sudah dibuat sebelumnya, saya harus pergi ke Rusia dan Israel," kata Duterte seperti yang dilansir The Star pada 2 Mei 2017.
Baca juga: Ingin Bertemu Kim Jong-un, Presiden Trump: Saya Sungguh Mau
Duterte mengungkapkan keprihatinannya karena tidak dapat menyesuaikan waktu untuk kunjungan bertemu Presiden Trump meskipun belum ada tanggal yang pasti diajukan.
Meski begitu, Duterte mengatakan hubungan dengan Amerika Serikat telah membaik di bawah kepemimpinan Presiden Trump. Hubungan dengan sekutu dekatnya itu merenggang di bawah Barack Obama, setelah mengkritik cara presiden Filipina memerangi peredaran narkoba.
Baca juga: Duterte Minta Trump biarkan Korea Utara Bermain Petasan
Presiden Trump melakukan panggilan telepon kepada Duterte untuk mengundangnya berkunjung ke Gedung Putih pada Sabtu, 29 April 2017. Belum diketahui kapan Duterte akan mengunjungi Gedung Putih, namun Trump berencana mengunjungi Filipina pada November mendatang.
Dalam rilis Gedung Putih, disebutkan pembicaraan Presiden Trump dan Duterte fokus pada memanasnya Semenanjung Korea setelah Trump mengancam akan melakukan intervensi militer jika Korea Utara terus melakukan uji coba rudal.
THE STAR|PHILIPINES STAR|YON DEMA