TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengeluhkan susahnya menjalani pekerjaan barunya di Gedung Putih. Keluhan itu disampaikan Trump dalam wawancara dengan Reuters untuk merefleksikan 100 hari ia menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.
Pada 2016, Trump berpikir bahwa menjadi orang nomor satu Negeri Paman Sam adalah sebuah pekerjaan mudah. Namun dalam sebuah pernyataan terbarunya, Presiden ke-45 Amerika Serikat tersebut merindukan kehidupannya yang lama.
Baca juga: Refleksi 100 Hari Kerja, Donald Trump: Saya Rindu Kehidupan Lama
“Saya mencintai kehidupan yang lama, saat banyak hal bisa saya lakukan seperti menyetir,” ujar dia. “Hidup saya saat ini penuh dengan pekerjaan. Saya tadinya berpikir (menjadi presiden) akan lebih mudah.”
Ini bukan pertama kalinya Trump mengeluhkan pekerjaannya di Gedung Putih. Pada November, sesaat setelah diumumkan memenangi pemilu presiden, Trump mengeluhkan kepada pembicara di House Newt Gingrich bahwa menjadi presiden benar-benar pekerjaan yang lebih sulit dari yang ia duga.
Trump juga terkejut dengan seluk-beluk geopolitik semenanjung Korea, setelah dijelaskan oleh Presiden Cina Xi Jinping pada pertemuan beberapa waktu lalu. Ia menyadari situasi di Semenanjung Korea tidak semudah yang ia duga.
Keluhan-keluhan Trump itu seakan membenarkan keraguan publik Amerika selama ini atas kesiapannya menjadi presiden. Mayoritas warga Amerika menganggap Trump tidak siap bahkan tidak pantas menjadi pemimpinnya.
Selama polling pada masa kampanye 2016, mayoritas orang Amerika berpikir bahwa Trump tidak memenuhi syarat untuk jabatan presiden. Polling dari Washington Post dan ABC News menunjukkan pandangan Trump tidak memiliki kualifikasi sebagai politikus mendominasi sepanjang kampanye.
Satu-satunya kelompok yang secara konsisten memandangnya sebagai orang yang memenuhi syarat untuk memegang jabatan tersebut adalah pemilih kulit putih kelas pekerja. Yang merupakan pendukung inti sejak awal pencalonannya.
Jajak pendapat CBS News bahkan menunjukkan bahwa, secara konsisten, Trump dipandang tidak siap untuk pekerjaan itu. Pada Juni, Juli, dan September, sebelum, selama, dan setelah Trump menang dalam pemilihan umum, mayoritas orang Amerika berpikir dia tidak siap untuk memegang posisi tertinggi di negara tersebut.
Seperti dilansir Washington Post pada 28 April 2017, mayoritas orang Amerika menganggap Trump tidak siap menjadi Presiden Amerika.
Berdasarkan komentarnya tentang pekerjaannya yang ternyata lebih sulit dari yang dia duga, menunjukkan Trump sendiri juga percaya bahwa dia tidak siap untuk jabatan tersebut.
WASHINGTON POST | YON DEMA