TEMPO.CO, Teheran - Sebanyak 10 tentara penjaga perbatasan dibunuh dan tiga lainnya cedera dalam serangan teroris yang dilancarkan dari Pakistan pada Rabu lalu.
Menurut siaran televisi pemerintah IRIB, 26 April 2017, penjaga perbatasan sedang berpatroli di Mirjaveh di provinsi Sistan-Baluchistan di Iran tenggara saat insiden terjadi.
Laporan itu mengatakan kelompok militan Jaish-ul-Adl, atau Pasukan Keadilan telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Berbicara kepada kantor berita Tasnim, Rabu, Brigadir Jenderal Saeed Montazer-al-Mahdi, membenarkan serangan tersebut. Menurutnya, tentara penjaga perbatasan tewas akibat tembakan senjata laras panjang dari wilayah Pakistan.
Baca: Iran Gantung 16 Pemberontak di Perbatasan Pakistan
Juru bicara kepolisian Iran mengatakan, Pakistan seharusnya bertanggung jawab terhadap serangan teroris yang dilakukan oleh milisi yang menewaskan 10 pengawal perbatasan Iran di Provinsi Sistan-Baluchistan.
"Pemerintah Pakistan harus dipersalahkan dan bertanggung jawab atas insiden ini," kata dia.
Provinsi Sistan-Baluchestan sejak lama dilanda kerusuhan dari geng-geng penyelundup narkoba dan militan separatis.
Penduduk provinsi itu mayoritas muslim Sunni sementara mayoritas warga Iran adalah Syiah.
Delapan penjaga perbatasan Iran tewas dalam bentrokan dengan pemberontak Sunni pada 2015. Dua tahun sebelumnya Jaish-ul-Adl membunuh 14 penjaga perbatasan dalam sebuah serangan.
PAKISTAN TODAY | TASNIM NEWS | VOA | CHOIRUL AMINUDDIN | SITA