TEMPO.CO, Paris - Daniel Delomez, Wali Kota Annezin, Pas-de-Calais, Prancis utara, mengancam akan mengundurkan diri jika Marine Le Pen memenangi pemilu Presiden Prancis pada Mei mendatang.
Ancaman itu dibuat karena Delomez tidak ingin mengabadikan hidupnya untuk seseorang yang aneh.
Baca juga: Macron, Politikus Muda Tak Diunggulkan Menang Pemilu Prancis
Le Pen memperoleh 38 persen suara di Kota Delomez sekaligus menandainya sebagai peraih suara terbanyak di kota itu.
Delomez dari Partai Sosialis yang telah menjadi Wali Kota Annezin selama hampir satu dekade lantas marah dan kecewa dengan hasil penghitungan suara. Dia menyebut hasil pemilu Presiden Prancis kali ini sebagai bencana besar.
Baca juga: Le Pen, Singkirkan Ayah Demi Elektabilitas Partai Kanan Prancis
"Ini bencana besar. Mungkin saja saya akan mundur karena saya tidak ingin mendedikasikan hidup saya di tempat yang salah," katanya, seperti dilansir Daily Mail pada Senin, 24 April 2017.
Pernyataan Delomez kepada media L'Avenir de l'Artois itu langsung dimuat di media sosial. Unggahan itu mendapat banyak tanggapan dan sontak menjadi viral.
Baca juga: Bertemu Le Pen, Putin: Kami Tidak Cari Pengaruh di Pemilu Prancis
Selama 24 jam terakhir, kata-kata yang di-posting di akun Twitter resmi surat kabar ini telah dibagikan kembali oleh lebih dari 7.500 kali dan disukai lebih dari 6.100 kali.
Putaran pertama pemilihan Presiden Prancis dimenangi pemimpin liberal, Emmanuel Macron, yang memperoleh 23,9 persen suara, disusul Le Pen dengan 21,4 persen suara. Keduanya akan kembali bertarung dalam pemilihan putaran kedua pada 7 Mei untuk menentukan Presiden Prancis lima tahun ke depan.
DAILY MAIL | INDEPENDENT | YON DEMA