TEMPO.CO, Tokyo- Penjualan bunker nuklir dan pemurni udara pencegah radiasi melonjak di Jepang dalam beberapa pekan terakhir. Kenaikan penjualan itu sebagai dampak dari ancaman perang nuklir Korea Utara.
Oribe Seiki Seisakusho, perusahaan yang mengkhususkan diri membangun tempat perlindungan dari serangan senjata nuklir di Jepang seperti bunker, telah menerima delapan pesanan tempat berlindung dari senjata nuklir pada April ini. Sebelumnya, hanya enam pesanan per tahun.
Baca juga: Dijual, Bunker Aman dari Ledakan Nuklir 20 Kiloton!
Seisakusho mematok harga bunker yang dapat menampung 13 orang sekitar 25 juta yen atau setara Rp 2,9 miliar. Butuh waktu sekitar empat bulan untuk membangunnya. Bunker biasanya dibangun di bawah rumah penduduk yang memesannya.
Bunker akan dilengkapi dengan ventilasi udara yang dilengkapi penyaring yang bisa menghalangi radiasi dan juga gas beracun. Ruangani dirancang untuk menahan ledakan bahkan ketika sebuah bom nuklir kelas Hiroshima meledak hanya berjarak 660 meter dari lokasi bunker.
Seisakusho yang berbasis di Kobe, Jepang barat, juga telah menjual 50 pemurni udara buatan Swiss.
Baca juga: Ladang Ganja Senilai Rp 16,6 M Ditemukan di Bunker Nuklir
"Pemurni udara itu berfungsi untuk mencegah radiasi dan gas beracun," kata Nobuko Oribe, Direktur perusahaan tersebut, seperti yang dilansir Reuters pada 24 April 2017.
Pemurni udara dengan kapasitas untuk enam orang dengan harga 620 ribu yen atau Rp 73,8 juta dan untuk kapasitas 13 orang dihargai 1,7 juta yen atau setara Rp 202,6 juta.
Kekhawatiran tentang kemungkinan serangan gas beracun telah terjadi di Jepang setelah Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan pada sidang parlemen bulan ini bahwa Korea Utara mungkin menembakkan rudal yang dilengkapi dengan gas sarin.
Baca juga: Amerika Segera Evakuasi 230 Ribu Warganya dari Korea Selatan
Perusahaan kecil lainnya, Earth Shift, yang berbasis di Shizuoka, juga melaporkan peningkatan hingga sepuluh kali lipat dalam hal penawaran dan konsultasi. Akira Shiga, manajer penjualan di perusahaan tersebut mengatakan penawaran dan pertanyaan tersebut mulai meningkat secara bertahap sejak Februari lalu dari seluruh Jepang.
Selain penjualan bunker dan penyaring udara, langkah antisipatif lain telah disiapkan pemerintah Jepang. Termasuk memberikan pelatihan evakuasi guna menghadapi ancaman nuklir Korea Utara. Pemerintah Jepang pada Jumat, 22 April mendesak pemerintah daerah untuk mengadakan latihan evakuasi jika terjadi serangan rudal dari Korea Utara.
REUTERS|YON DEMA