TEMPO.CO, Washington— Amerika Serikat mempertimbangkan untuk menembak jatuh rudal Korea Utara bila Pyongyang melakukan pengujian rudal balistik lagi.
Seperti dilansir The Guardian, Selasa 18 April 2017, hal itu dilakukan agar Pyongyang menyadari bahwa Washington dapat memaksakan konsekuensi militer ketika mereka tetap mengembangkan program nuklirnya.
Baca: Di PBB, Korea Utara Tegaskan Siap Perang Melawan Amerika Serikat
Sejumlah opsi militer AS terhadap Korut telah disampaikan Menteri Pertahanan James Mattis di hadapan Kongres, termasuk menembak jatuh rudal Pyongyang.
Juru Bicara Pentagon, Gary Ross, mengatakan saat ini AS sedang menjajaki setiap opsi untuk menekan Korut agar menghentikan program rudal nuklirnya.
Baca Juga:
"Kami sedang menjajaki berbagai strategi diplomatik baru, keamanan, dan langkah-langkah ekonomi. Semua opsi ada di meja," kata dia.
Sejumlah pejabat AS kepada The Guardian mengatakan salah satu opsi yang sedang didiskusikan adalah menembak jatuh rudal Korut ketika mereka melakukan pengujian kembali.
Kabar tentang penggunaan opsi menembak jatuh rudal Korut tersebut menuai beragam reaksi, termasuk dari Abraham Denmark, mantan pejabat senior Pentagon untuk Asia pada masa pemerintahan Barack Obama.
Ia menilai opsi ini akan meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea. Denmark menyebut Kim Jong-un tentu akan bereaksi keras. "Saya akan mengkhawatirkan dia akan bereaksi keras karena ia tidak ingin tampak lemah," ujar Denmark.
Baca: Pence Ingatkan Korea Utara Tak Uji Kesabaran Amerika
Ide tentang menembak jatuh rudal Korut ketika mereka melakukan uji coba memang tidak muncul pada pemerintahan AS saat ini saja. Pemerintahan-pemerintahan sebelumnya juga pernah mempertimbangkan opsi ini.
Namun akhirnya opsi ini selalu batal dilakukan sebab dinilai dapat memprovokasi musuh.
Kendati demikian ketika mengunjungi Korea Selatan (Korsel), Wakil Presiden Mike Pence mengatakan bahwa masa kesabaran strategis untuk Korut telah berakhir.
Ia juga memperingatkan sebaiknya Korut tidak perlu menguji kembali tekad Presiden AS Donald Trump yang siap menempuh aksi militer bila mereka tetap mengembangkan program rudal nuklirnya.
Wakil Menter Luar Negeri Korut Han Song-ryol menegaskan, Korut tidak akan menghentikan program pengembangan rudal nuklirnya. Bahkan Korut, kata dia, akan melakukan pengujian rudal secara mingguan, bulanan, dan tahunan. "Perang habis-habisan akan terjadi jika AS mengambil tindakan militer," ujar dia seperti dikutip BBC.
THE GUARDIAN | BBC | SITA PLANASARI AQUADINI