Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rusia Pamer Pangkalan Militer Terbarunya di Antartika

image-gnews
Rusia telah meluncurkan basis baru militer di Artik yang mampu menampung 150 tentara serta pesawat tempur anti nuklir. Dailymail.co.uk
Rusia telah meluncurkan basis baru militer di Artik yang mampu menampung 150 tentara serta pesawat tempur anti nuklir. Dailymail.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Moskow-  Pemerintah Rusia memamerkan sebuah pangkalan militer terbarunya di dekat Antartika. Pangkalan militer diklaim mampu menampung pesawat tempur nuklir dan sekitar 150 tentara.

Dinding kompleks militer berbentuk segitiga tersebut dicat dengan warna biru, merah dan putih serupa dengan warna bendera Rusia. Kompleks militer itu dibangun di daerah terpencil Alexandra Land di Franz Josef Archipelago.

Baca juga: Rusia Ciptakan Robot Mampu Menembak  

Fasilitas di dalam pangkalan militer itu dipamerkan pada situs resmi Kementerian Pertahanan Rusia, namun tidak seluruhnya. Hanya sebagian kecil interior serta tampak luar saja yang ditunjukan ke publik. Bagian dasar serta fasilitas persenjataan bangunan itu dirahasiakan.

Seperti yang dilansir Daily Mail pada 18 April 2017, situs itu merupakan pangkalan militer Rusia di Antartika terbesar yang pernah dibangun setelah jatuhnya Uni Soviet. Pangkalan militer angkatan udara kedua yang dibangun pada era Presiden Vladimir Putin di Antartika itu, dibangun di atas lahan seluas 14 ribu meter persegi.

Baca juga: Pasca-Perang Dingin, Rusia Tingkatan Patroli Kapal Selam

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan bahwa kompleks yang dinamai Nagusky itu terdiri dari lima lantai dan terletak di ujung utara perbatasan Antartika Rusia. Bangunan itu mampu menampung 150 tentara yang dapat bertahan dalam kondisi udara di bawah minus 40 derajat celcius selama kurang lebih 18 bulan.

Para pejabat militer mengatakan mereka mungkin juga akan mengerahkan jet militer ke fasilitas tersebut. Termasuk pesawat tempur MiG-31, yang dirancang untuk menembak rudal jarak jauh ataupun pesawat pengebom SU-34.

Menurut Moskow Times, tempat itu juga dilengkapi dengan fasilitas hiburan termasuk bioskop, tenis meja dan meja biliar dan studio seni. "Tempat ibadah kecil yang terbuat dari kayu juga disediakan," ujar media Rusia itu.

Baca juga: Rusia Akan Bangun Replika Reichstag untuk Latihan Perang  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di bawah Presiden Vladimir Putin, Moskow gencar membuka kembali pangkalan militer Uni Soviet yang ditinggalkan di pulau-pulau terpencil sekitar Antartika dan memperbaharui fasilitas tersebut. Putin juga mengklaim hampir setengah juta mil persegi dari wilayah Kutub Utara sebagai kedaulatan Rusia.

Awal tahun ini Moskow dilaporkan mulai membangun fasilitas militer yang dilengkapi persenjataan nuklir guna bersaing dengan rival utama di wilayah kutub termasuk Kanada, Amerika Serikat, dan Norwegia serta pendatang baru Cina.

Pembangunan pos-pos militer itu disinyalir sebagai langkah untuk bisa menguasai sumber daya alam, terutama minyak dan gas yang terkandung di Kutub Utara yang dipercaya mencapai miliaran barel.

Baca juga: Putin Klaim Militer Rusia Terkuat di Dunia  

Cadangan minyak di Kutub Utara diyakini  jauh lebih besar daripada yang terkandung di Timur Tengah dengan perkiraan bernilai sekitar 23 triliun pound sterling atau Rp 390 ribu triliun.

Badan Survei Geologi Amerika Serikat  memperkirakan Kutub Utara memiliki cadangan minyak dan gas setara dengan 412 miliar barel, sekitar 22 persen dari minyak yang belum ditemukan di dunia.

Mungkin, alasan menguasai cadangan minyak itu yang membuat Rusia membangun pangkalan militernya di dekat Antartika.

DAILY MAIL|BBC|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Sejumlah warga pro-Rusia merayakan kemenangan di Lenin Square, Simferopol, Ukraina (16/3). Kembang api meledak dan bendera Rusia berkibar di atas kerumunan gembira Minggu setelah warga di Crimea secara aklamasi untuk lepas dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia. AP/Ivan Sekretarev
Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.


Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Dua kapal serbu amfibi pesanan Rusia, Sevastopol (kiri) dan Vladivostok bersandar di pelabuhan Saint-Nazaire, Prancis, 20 Desember 2014. Prancis belum mengirim kapal kelas Mistral tersebut karena tekanan dari Amerika Serikat dan negara-negara NATO. JEAN-SEBASTIEN EVRARD/AFP/Getty Images
Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.


ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

Rosatom. rosatom.ru
ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..


Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Dmitry Bakshaev dan istrinya Natalia Baksheeva mengaku telah membantai dan memakan setidaknya 30 orang yang telah dibunuhnya. thesun.co.uk
Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.


Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan preisden Rusia, Vladimir Putin, pada KTT G20 di Hamburg, Jerman, 7 Juli 2017. AP/Evan Vucci
Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik


Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu dengan preisden Rusia, Vladimir Putin, pada KTT G20 di Hamburg, Jerman, 7 Juli 2017. AP/Evan Vucci
Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.


Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Mirgayas Shirinsky. arabnews.com
Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum


Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Presiden Rusia Vladimir Putin bersantai setelah memancing, saat berlibur di wilayah Siberian Tyva. Foto ini dirilis oleh biro pers Kremlin, pada 5 Agustus 2017. Alexei Nikolsky, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP
Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.


Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Presiden Suriah, Bashar al-Assad berkeliling saat berkunjung ke pangkalan udara Rusia di Hmeymim, Suriah, 27 Juni 2017. SANA/Handout via REUTERS
Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.


Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Seekor kucing bernama Muska dan bayi landak. instagram.com
Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.