TEMPO.CO, Ankara-Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan tidak peduli dengan kritikan pemantau pemilu negara-negara Barat terkait referendum mengenai amandemen konstitusi Turki.
Sebelumnya lembaga-lembaga pemantau Eropa atau OCSE menyebut referendum itu hanya bertujuan untuk memperluas dan memperpanjang kekuasaan Erdogan. Selain itu, ditemukan sejumlah kecurangan serta penghitungan yang tidak sesuai standar internasional.
Baca Juga:
Baca juga: Turki Digoyang Unjuk Rasa Tolak Hasil Referendum
Menanggapi kritkan lembaga pemantau Barat, Erdogan yang menang tipis dalam referendum meminta OCSE dan beberapa lembaga lainnya untuk tahu diri serta lebih mengenal posisinya.
Erdogan mengatakan Turki tidak melihat, mendengar atau mengakui laporan OSCE. Bahkan, ujarnya, beberapa negara di Eropa justru lebih menentang perubahan konstitusi daripada oposisi Turki sendiri.
"Barat dengan mentalitas Tentara Salibnya telah menyerang kita. Tapi biarkan mereka bicara ke tangan saya," kata Erdogan kepada pendukungnya di Ankara, seperti yang dilansir ABC Online pada 18 April 2017.
Baca juga: Referendum Turki, Erdogan Keok di Ankara, Istanbul, dan Izmir
Berdasarkan hasil perhitungan suara resmi, sebanyak 51,4 persen suara mendukung perubahan konstitusi dan 48,6 persen menentangnya. Namun oposisi segera mengeluarkan protes, mengklaim adanya kecurangan. Partai oposisi utama Partai Rakyat Republik atau CHP dan Partai Demokratik Rakyat pro-Kurdi atau HDP mengatakan, mereka akan menantang keputusan referendum itu setelah ada tuduhan terjadi pelanggaran.
"Hanya ada satu keputusan yang meredakan situasi dalam konteks hukum, Dewan Pemilihan Agung YSK harus membatalkan keputusan itu," kata wakil ketua CHP, Bulent Tezcan.
Baca juga: Partai Oposisi Turki Tolak Hasil Referendum
Jurubicara dan pembuat kebijakan HDP, Osman Baydemir mengatakan referendum itu tidak memiliki kewajaran demokratis.
OSCE dan beberapa lembaga lainnya termasuk Institusi Demokratik dan HAM atau ODIHR mengkritik cara penghitungan suara yang tidak sesuai dengan standar internasional. Merujuk pada keputusan YSK mengizinkan surat suara tanpa cap resmi untuk ikut dihitung.
Namun menurut Erdogan, negaranya telah melaksanakan proses demokrasi yang pernah ada, bahkan lebih baik dari yang dilakukan negara Barat manapun.
ABC ONLINE|CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA