Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Referendum Turki, Strategi 'Serigala Betina' Melawan Erdogan  

image-gnews
Meral Aksener. BBC.co.uk
Meral Aksener. BBC.co.uk
Iklan

TEMPO.CO, Tekirdag, Turki - Meral Aksener yang dikenal sebagai "Serigala Betina" sepertinya menjadi ancaman bagi Presiden Recep Tayyib Erdogan dan pendukung referendum amendemen konstitusi Turki.

Meski Aksener, politisi perempuan yang paling berpengaruh di Turki ini tidak punya kursi di parlemen, tak punya jabatan di partai politik tempat ia bernaung, termasuk di pemerintahan, namun Aksener punya pengikut setia puluhan ribu orang di Turki, termasuk kaum muda dan intelektual.

Baca: Referendum Konstitusi Turki, Partai Oposisi Berpengaruh Terbelah

Dari awal referendum disuarakan, mantan menteri dalam negeri perempuan pertama Turki ini, tegas menolak referendum yang akan mengubah sistem pemerintahan Turki dari parlementer menjadi presidensial.

Aksener, yang meriah gelar Dokter Ilmu Sosial dari Universitas Marmara, Turki punya alasan kuat melawan referendum konstitusi yang digawangi Erdogan dan partai pengusungnya, Partai Pembangunan dan Keadilan atau AKP.

"Mereka (Erdogan dan AKP) menjadikan negara jadi sistem satu partai," tegas Aksener dikutip Middle East Eye.net.

Baca: Eksklusif, Catatan Jurnalis Turki Soal Referendum Konstitusi 

Ia pun menampik penolakannya terhadap referendum untuk menyerang pribadi Erdogan seperti tuduhan lawan politiknya selama ini.

"Ini bukan mengenai Erdogan. Adalah salah memberikan seseorang kekuasaan sangat besar untuk dapat memilih menteri, parlemen, hakim. Sistem parlementer memberikan taut pengaman bagi Turki,” ujar Aksener.

Atas sikap kritisnya itu Aksener mengalami banyak tekanan dan intimidasi. Saat Aksener berkampanye di Canakkale, aliran listrik mendadak dimatikan.

Namun dia tetap menggelar pertemuan dengan ribuan pendukungnya dengan menggunakan baterei megafon. Para pendukungnya menggunakan penerang dari telepon seluler mereka.

Saat berkampanye di kota Izmit, Kocaeli, Aksener diserang sekitar 40-50 massa.

Kehadirannya di kota Nigde dilarang oleh gubernur kota itu dengan alasan negara dalam keadaan darurat. Tak menyerah, Aksener yang dicap ultranasionalis kanan Turki ini balik menantang gubernur tentang larangannya. Ia akhirnya dapat bertemu dengan para pendukungnya.

Baca: Referendum Turki di Australia, Oposisi Erdogan Mengaku Ditekan

Yusuf Halaçolu, rekan Aksener yang juga dipecat dari MHP menuding berbagai tekanan dan intimidasi itu atas perintah pemerintah.

"Kami menjelaskan kepada masyarakat bahwa jika referendum menang, Erdogan akan menguasai eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Itu sebabnya kami keberatan dilarang," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perempuan usia 61 tahun ini punya cara untuk menarik perhatian para pendukung setianya. Dia melukis lambang Turki di telapak tangan kanannya.

Ciri khas lainnya, Aksene dan para pendukungnya mengacungkan tiga jari, yakni kelingking, telunjuk, dan ibu jari sebagai lambang serigala. Mengapa?

Pengikutnya menterjemahkan arti kata Aksener sebagai Asena yang dalam mitologi nasionalis Turki berarti serigala. Dan Aksener digambarkan sebagai serigala betina yang mampu menggoyangkan suara pendukung Erdogan.

Aksener yakin 80 persen anggota MHP akan berpihak kepadanya, menolak referendum. MHP pecah dalam menyikapi referendum.

Seiring situasi politik Turki yang memanas, Aksener diterpa isu baru dari pendukung Ya untuk referendum. Dia dikaitkan dengan gerakan Fethullah Gulen, ulama Turki yang kini mengasingkan diri di Amerika Serikat.

Baca: Hari Ini Warga Tentukan Nasib dengan Referendum Konstitusi Turki

Erdogan menuding Gulen otak dari percobaan kudeta pada Juli 2016. Pemerintah Turki kemudian memasukkan organisasi yang didirikan Gulen dalam daftar teroris.

Menanggapi tudingan itu, Aksena tegas berujar: "Mereka harus melihat ke kanan mereka, mereka akan melihat banyak teman dan keluarga Gulenis. Mereka harus melihat ke kiri mereka, mereka juga akan melihat banyak teman-teman Gulenis dan keluarganya. Dan mereka harusnya melihat diri mereka di cermin untuk melihat kenyataan tentang Gulenis."

Kejutan lainnya ketika Kampanye, Aksener awalnya mendorong penolakan referendum, namun oleh para pengikutnya diartikan juga sebagai pemilih pemimpin baru Turki.

"Perdana Menteri Meral," teriak para pendukung Aksener di gedung wali kota Ankara, 10 April 2017.

"Turki butuh pemimpin baru. Jika dia mendirikan partai baru, saya mau memilihnya," kata seorang bankir menanggapi keinginan para pendukung Aksener.

Aksener menolak untuk menanggapi keinginan para pendukungnya agar dirinya menjadi perdana menteri.

"Masyarakat perlu menyadari bahwa ini bukan pemilihan umum. Ini mengenai masa depan negara kita," Aksener menegaskan.

Aksener, tokoh oposisi Turki ini memilih fokus pada merawat nilai-nilai Kemal Ataturk, bapak modern Turki dengan sistem parlementernya.

MIDDLE EAST EYE.NET | POLITICO | MARIA RITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

17 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan Kalah, 5 Hal tentang Pemilu Turki

Recep Tayyip Erdogan dan partainya pada Ahad, 31 Maret 2024, ketar-ketir dalam pemilu yang menegaskan kembali oposisi sebagai kekuatan politik


Recep Tayyip Erdogan Siap Mediasi Rusia dan Ukraina

50 hari lalu

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam pernyataan Penasehat Keamanan AS, John Bolton, agar negaranya melindungi pasukan milisi Kurdi YPG pasca penarikan pasukan AS dari Kota Manbij, Suriah. Reuters.
Recep Tayyip Erdogan Siap Mediasi Rusia dan Ukraina

Recep Tayyip Erdogan mengutarakan kesiapan menjadi penengah konflik Rusia-Ukraina.


Presiden Turki Erdogan Kirim Surat Ucapan Selamat ke Prabowo

56 hari lalu

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.[Presidential Press Office / Handout via REUTERS]
Presiden Turki Erdogan Kirim Surat Ucapan Selamat ke Prabowo

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas hasil Pemilu 2024.


Recep Tayyip Erdogan Ingin Fokus Atasi Krisis di Gaza

13 Februari 2024

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyapa pendukungnya di Istanbul, Turki, 24 Juni 2018. Kemenangan di atas 50 persen membuat Erdogan tak perlu lagi bertarung di putaran kedua untuk mempertahankan kursi presiden sejak 2014. REUTERS/Alkis Konstantinidis
Recep Tayyip Erdogan Ingin Fokus Atasi Krisis di Gaza

Dalam kunjungan kerjanya ke dua negara, Recep Tayyip Erdogan memastikan krisis di Gaza akan menjadi fokus pihaknya.


Polisi Tangkap Presiden Klub Ankaragucu yang Pukul Wasit Liga Turki Halil Umut Meler

13 Desember 2023

Wasit Halil Umut Meler tergeletak di tanah di akhir pertandingan sepak bola Super Lig Turki antara MKE Ankaragucu dan Caykur Rizespor. REUTERS/Abdurrahman Antakyali
Polisi Tangkap Presiden Klub Ankaragucu yang Pukul Wasit Liga Turki Halil Umut Meler

FIFA menyatakan pemukulan terhadap wasit di Liga Turki tidak dapat diterima.


Recep Tayyip Erdogan: Menghancurkan Hamas adalah Skenario Tak Realistis

3 Desember 2023

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan  berbicara usai melakukan salat jenazah dalam upacara pemakaman Sersan Musa Ozalkan yang gugur dalam tugas operasi militer
Recep Tayyip Erdogan: Menghancurkan Hamas adalah Skenario Tak Realistis

Recep Tayyip Erdogan memperingatkan kalau tujuan Israel menghancurkan Hamas atau mendepak kelompok itu dari Gaza adalah hal yang tidak terjangkau.


Israel Akan Diseret Erdogan ke Mahkamah Internasional Sebagai Penjahat Perang, Lebih Jauh Soal Penjahat Perang

8 November 2023

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadiri pertemuan dengan Presiden AS Joe Biden (tidak dalam gambar), saat Biden mengunjungi Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Israel Akan Diseret Erdogan ke Mahkamah Internasional Sebagai Penjahat Perang, Lebih Jauh Soal Penjahat Perang

Pernyataan Recep Tayyip Erdogan mengenai penjahat perang sering kita temui dalam catatan sejarah, utamanya mengenai peperangan.


Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang

6 November 2023

Presiden Turki, Tayyip Erdogan dan PM Israel, Benjamin Netanyahu. Iakovos FOTO/Murat Cetinmuhurdar dan Hatzistavrou/Pool via REUTERS
Presiden Turki Erdogan Akan Seret Israel ke ICC, Berikut Kategori Kejahatan Perang

Presiden Turki Erdogan akan melakukan segala cara untuk membawa kasus kejahatan perang yang dilakukan Israel ke ICC. Ini ketegori kejahatan perang.


9 Tahun Recep Tayyip Erdogan Berkuasa, Kilas Balik Pemilu Presiden Turki 2014

30 Agustus 2023

Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan. REUTERS/Umit Bektas
9 Tahun Recep Tayyip Erdogan Berkuasa, Kilas Balik Pemilu Presiden Turki 2014

Ini kilas balik kemenangan Recep Tayyip Erdogan pada pemiluTurki 2014, yang membuatnya pertama kali dilantik sebagai Presiden Turki.


Kapolri Beri Hadiah Sekolah Perwira kepada Briptu Tiara Nissa Usai Lulus Pendidikan Akpol Turki

2 Agustus 2023

Brigadir Polisi Satu (Briptu) Tiara Nissa Zulbida saat mengikuti pendidikan The First Level Police Chief Training dan The Non Thesis Master Degree di Turkish National Police Academy [Humas Polri]
Kapolri Beri Hadiah Sekolah Perwira kepada Briptu Tiara Nissa Usai Lulus Pendidikan Akpol Turki

Kapolri memberikan penghargaan berupa pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) 2024,