Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Referendum Konstitusi Turki, Partai Oposisi Berpengaruh Terbelah

image-gnews
Meral Aksener dan Ketua MHP, Devlet Bahceli. yenisoluk.com
Meral Aksener dan Ketua MHP, Devlet Bahceli. yenisoluk.com
Iklan

TEMPO.CO, Istanbul- Proses referendum konstitusi Turki untuk mengubah sistem pemerintahan membuat partai oposisi paling berpengaruh, Partai Gerakan Nasionalis (MHP) terbelah.

Anggota MHP yang menolak referendum atau No dipimpin tokoh oposisi terkenal Turki, Meral Aksener. Adapun anggota partai yang mendukung Ya untuk referendum, dipimpin oleh Ketua MHP, Devlet Bahceli.

Baca: Referendum Konstitusi Turki, Pemilih Ya Yakin Menang Mudah

Menurut Aksener, memilih Ya dalam referendum sama saja membiarkan sistem kediktatoran hidup di Turki.

Mantan menteri dalam negeri perempuan pertama Turki ini menegaskan, tujuan presiden Recep Tayyip Erdogan menggelar referendum adalah untuk menghapus sistem checks and balances, sistem yang berperan untuk mengawasi presiden agar tidak semena-mena menjalankan wewenang atau jabatannya.

"Dalam sistem parlementer kita memiliki checks and balances. Namun presidensial tidak ada," kata Aksener kepada ribuan pendukungnya sebagaimana dikutip dari BBC.

Sehingga Aksener yakin siapapun yang menjalankan kekuasaan di Turki dengan sistem pemerintahan presidensial akan melakukan tindakan semena-mena.

Beraliran kanan, Aksener yang sudah dipecat dari partainya, masih mendapat dukungan MHP di akar rumput melawan garis partai yang mendukung pemerintahan dan perubahan konstitusi.

Baca: Referendum Turki, 55 Juta Orang Menuju Bilik Suara Termasuk Napi  

Bersama dengan beberapa tokoh ultranasionalis lainnya, Aksener berusaha membunuh ambisi Erdogan dalam referendum dengan membuat blok No. Hal ini membuahkan berbagai intimidasi terhadap dirinya dan anggota blok NO lainnya.

Aksener memastikan 80 persen anggota MHP akan memberikan suaranya untuk menolak referendum.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sikap berbeda disuarakan Devlet Bahceli. Ia menggariskan partainya mendukung Erdogan atau Yes sejak tahun lalu. MHP kini menjadi sekutu Erdogan dan partai penguasa, AKP.

Padahal sebelumnya, Bahceli kerap bersuara vokal mengkritik usulan Erdogan untuk mengamendemen konstitusi Turki.

Bahceli beralasan dirinya saat ini percaya pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada presiden dibutuhkan untuk melindungi Turki.

"Kami mengatakan Ya, kepada sistem untuk bertahan hidup, bukan pada figur. Kami mengatakan ya, untuk keberlangsungan Republik Turki," kata Bahceli.

Baca: Eksklusif, Catatan Jurnalis Turki Soal Referendum Konstitusi

Perubahan garis partai MHP dalam referendum, tidak mendapat dukungan bulat dari anggotanya. Muncul desakan dari dalam partai MHP untuk melengserkannya. Hasil jajak pendapat menjadi satu alasan mendorong Bahceli diganti. Namun partai baru akan membahasnya dalam kongres pada Maret tahun depan.

Perpecahan dalam tubuh partai oposisi MHP diperkirakan akan menambah kuat dukungan kepada Erdogan. Partai pemilik 10 persen suara di parlemen, akan berpindah ke AKP. Jumlah itu cukup bagi Erdogan memenangkan referendum dan mewujudkan ambisinya.

Dari hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan sebanyak 52 persen penduduk Turki ingin mengubah sistem pemerintahannya dari parlementer menjadi presidensial. Ini artinya, peluang menang kelompok Ya dalam referendum semakin besar.

Erdogan diuntungkan dengan pecahnya kelompok oposisi dalam tubuh MHP. Referendum konstitusi Turki ini akan mengubah sistem pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial.

BBC |CHANNEL NEWSASIA | POLITICO | YON DEMA | MARIA RITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turki Tangkap Pemimpin Redaksi Cumhuriyet Tanpa Jelas Alasannya

12 Mei 2017

Cumhuriyet. aljazeera.com
Turki Tangkap Pemimpin Redaksi Cumhuriyet Tanpa Jelas Alasannya

Polisi Turki menangkap pemimpin redaksi surat kabar online Cumhuriyet tanpa jelas alasannya.


Malaysia Deportasi Tiga Pendukung Fethullah Gulen

12 Mei 2017

Fethullah Gulen. Russia-now.com
Malaysia Deportasi Tiga Pendukung Fethullah Gulen

Malaysia deportasi tiga pendukung Gulen yang dituduh terlibat percobaan kudeta pada Juli tahun lalu di Turki.


Usai Referendum, Turki Putus Hubungan dengan Uni Eropa

3 Mei 2017

Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pidato selama reli pendukung sehari setelah referendum, di luar Istana Kepresidenan, di Ankara, Turki, 17 April 2017. AP/Burhan Ozbilici
Usai Referendum, Turki Putus Hubungan dengan Uni Eropa

Sejumlah pemerintahan di Uni Eropa menuding sikap Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan terhadap para pelaku kudeta Juli 2016 terlalu keras.


KPU Turki Tolak Batalkan Hasil Referendum Konstitusi

20 April 2017

Seorang warga memasukan kertas suara kedalam koata suara dalam referendum di tempat pemungutan suara di Izmir, Turki, 16 April 2017. Referendum untuk menentukan masa jabatan dan kewenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan berlangsung di Turki. REUTERS/Osman Orsal
KPU Turki Tolak Batalkan Hasil Referendum Konstitusi

Komisi Pemilihan Umum Turki (YSK) menolak permintaan partai oposisi utama agar membatalkan hasil referendum mengenai perubahan konstitusi


Presiden Erdogan Dirikan Museum Peringatan Kudeta Gagal  

19 April 2017

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan berencana membangun museum baru. theartnewspaper.com
Presiden Erdogan Dirikan Museum Peringatan Kudeta Gagal  

Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan akan mendirikan museum khusus mengenang kudeta gagal pada 15 Juli 2016.


49 Pengunjuk Rasa Tolak Referendum Turki Ditangkap

19 April 2017

Para pendukung oposisi turun ke jalan memprotes hasil referendum yang dituding curang, di Istanbul, Turki, 16 April 2017. REUTERS
49 Pengunjuk Rasa Tolak Referendum Turki Ditangkap

Sedikitnya 49 pengunjuk rasa ditahan setelah menggelar aksi protes menolak hasil referendum Turki.


Hasil Referendum Turki Dievaluasi Setelah Oposisi Protes

19 April 2017

Seorang warga memasukan kertas suara kedalam koata suara dalam referendum di tempat pemungutan suara di Izmir, Turki, 16 April 2017. Referendum untuk menentukan masa jabatan dan kewenangan Presiden Recep Tayyip Erdogan berlangsung di Turki. REUTERS/Osman Orsal
Hasil Referendum Turki Dievaluasi Setelah Oposisi Protes

Dewan Tertinggi Pemilihan Turki menyatakan pihaknya akan mengevaluasi hasil referendum setelah oposisi menyatakan keberatan.


Setelah Referendum Turki, Masa Darurat Diperpanjang

19 April 2017

Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pidato selama reli pendukung sehari setelah referendum, di luar Istana Kepresidenan, di Ankara, Turki, 17 April 2017. AP/Burhan Ozbilici
Setelah Referendum Turki, Masa Darurat Diperpanjang

Pasca-referendum konstitusi, parlemen Turki mengesahkan perpanjangan keadaan darurat yang sudah diberlakukan selama sembilan bulan terakhir


Pemantau Referendum Turki Duga 2,5 Juta Suara Dimanipulasi  

18 April 2017

Turki Presiden Recep Tayyip Erdogan, menyampaikan pidato selama reli pendukung sehari setelah referendum, di luar Istana Kepresidenan, di Ankara, Turki, 17 April 2017. AP/Burhan Ozbilici
Pemantau Referendum Turki Duga 2,5 Juta Suara Dimanipulasi  

Dewan Eropa, yang memantau referendum Turki, curiga lebih dari 2,5 juta suara telah dimanipulasi.


Cuek Dikritik Barat, Erdogan: Biar Mereka Bicara ke Tangan Saya

18 April 2017

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memberi salam kepada para pendukungnya jelang berpidato dalam reli untuk referendum yang akan datang di Izmir, Turki, 9 April 2017. REUTERS
Cuek Dikritik Barat, Erdogan: Biar Mereka Bicara ke Tangan Saya

Presiden Turki,Erdogan tidak peduli dengan kritikan lembaga pemantau referendum dari Barat dan berujar: biarkan mereka bicara dengan tangan saya.