TEMPO.CO, Aleppo—Diduga membalas serangan militer pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad, sebuah serangan bom bunuh diri menyerang konvoi bus pengungsi Syiah di desa Rashideen, pinggiran Kota Aleppo.
Seperti dilansir Daily Mail, Ahad 16 April 2017, kelompok kemanusiaan Helm Putih yang beroperasi di wilayah pro-pemberontak di Provinsi Aleppo mengatakan sedikitnya 100 orang tewas dan 55 lainnya terluka saat para pengungsi Syiah ini tengah menanti proses evakuasi ke wilayah pro-pemerintah.
Baca: Terungkap, Jenderal Ini yang Jatuhkan Bom Sarin di Suriah
Bom berkekuatan besar itu dibawa oleh sebuah mobil van yang menyamar membawa pasokan bantuan.
Serangan tersebut sangat tragis karena ratusan tubuh berserakan dan sejumlah bus yang mengangkut pengungsi dari Desa Kefraya dan al-Foua’a hancur-lebur.
Menurut kantor berita pemerintah Suriah, SANA, serangan bom terjadi di sebuah tempat transit bus tempat 5.000 pengungsi Syiah Kefraya dan al-Foua’a menanti untuk dievakuasi setelah terjebak tanpa makanan selama dua tahun di kampung halaman mereka.
Rombongan pengungsi Syiah ini akan ditukar berdasar kesepakatan damai yang dimediasi oleh Iran Qatar dan Turki, dengan 2.350 pengungsi dari Madaya yang akan diserahkan kepada pemberontak.
Yasser Abdellatif, anggota kelompok pemberontak Ahrar al-Sham mengatakan sebanyak 30 milisi pemberontak turut tewas dalam ledakan ini.
Belum diketahui, apakah serangan ini dilakukan oleh pasukan pemberontak atau kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS.
Baca: Rusia dan Iran Ikrar Setia Kawal Presiden Suriah Bashar al Assad
Pemerintah Assad menuding pemberontak berada di balik serangan tersebut.
Jika dilakukan oleh pemberontak, diduga sebagai balasan atas insiden serangan kimia yang menewaskan puluhan orang, pekan lalu. Assad maupun Rusia, sekutu Suriah, membantah terlibat dalam serangan ini.
Bila serangan dilakukan oleh ISIS, diyakini membawa pesan bagi Amerika Serikat yang meningkatkan serangan terhadap basis-basis kelompok radikal itu.
Dua hari lalu, pasukan AS menjatuhkan MOAB, bom non-nuklir terbesar di timur Afghanistan, untuk membongkar bunker pertahanan ISIS di wilayah itu.
Sebanyak 92 militan ISIS yang bersembunyi di bunker-bunker pertahanan di wilayah timur Afghanistan dengan Pakistan dilaporkan tewas.
USA TODAY | AP | LOS ANGELES TIMES | SITA PLANASARI AQUADINI