Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Referendum Konstitusi Turki, Mengapa Diaspora Dukung Erdogan?  

image-gnews
Presiden Turki, Tayyip Erdogan diajak berfoto selfie (berswa foto) bersama seorang wanita berhijab dalam sebuah seremoni di Aksaray, Turki, 19 Februari 2017. REUTERS
Presiden Turki, Tayyip Erdogan diajak berfoto selfie (berswa foto) bersama seorang wanita berhijab dalam sebuah seremoni di Aksaray, Turki, 19 Februari 2017. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Den Haag--Suasana ceria muncul dari kerumunan orang yang berkumpul di tempat pemungutan suara di Den Haag, Belanda, hingga Ahad pekan lalu. Mereka adalah diaspora Turki di Belanda yang hendak memberikan suara dalam referendum konstitusi Turki.

Keluarga berkumpul bersama, anak-anak berdiri sambil menjilati es krim yang mulai meleleh. Beberapa perempuan mengenakan kerudung, sementara yang lain menggerai rambutnya yang dicat warna warni.

Baca: Warga Turki Antusias Ikuti Referendum Nasional di Belanda

Sejumlah pemuda saling berangkulan, tertawa dan berbicara dalam bahasa ibu mereka.

Mereka akan memberikan suara untuk referendum perubahan konstitusi negara asal mereka, yang tengah mencoba mengganti sistem negara dari pemerintahan parlementer menjadi presidensial.

Sekitar seperempat juta warga Belanda-Turki berhak memilih dalam referendum ini. Bersama satu juta lebih warga Jerman-Turki, warga diaspora ini akan turut menentukan masa depan Turki dari jauh.

Dua pemuda berusia 25 tahun rela menempuh perjalanan selama satu jam dari Rotterdam ke Haag. “Demi tanah air kami,” kata keduanya kepada BBC. Mereka memilih “ya” karena, “Erdogan adalah orang baik yang akan membangun Turki dengan lebih baik.”

Gairah serupa juga ditemui di Berlin, Jerman.

Baca: Jajak Pendapat Referendum Turki, Pendukung Erdogan Raih 52 Persen

Saat Ayfer Inci-Pekoz mengulurkan selebaran agar warga keturunan Turki menolak referendum, ajakan perempuan agen properti keturunan Turki ini ditolak oleh sebagian besar pemuda.

Salah seorang pemuda bahkan menerima selebarannya, tetapi kemudian menyobeknya hingga menjadi serpihan kecil. Di hadapan Inci-Pekoz.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Besarnya dukungan bagi Presiden Recep Tayyip Erdogan dari para pemuda keturunan Turki yang merupakan generasi ketiga bahkan keempat baik di Belanda dan Jerman, tak mengherankan banyak pihak.

Di Belanda, tangan pemerintah Turki telah lama menjangkau diasporanya melalui dana ke 150 masjid di seluruh Negeri Kincir Angin. “Diyanet, badan urusan keagamaan, didanai oleh pemerintah Turki untuk mengurus masalah keagamaan warga di Belanda,” kata Hakan Buyuk, jurnalis Turki- Belanda yang bekerja untuk tabloid Zaman Vandaag.

Baca: Sebut Merkel Pakai Cara Nazi, Jerman Sebut Erdogan Lampaui Batas

Penyebab lain, generasi ketiga dan keempat Turki yang lahir dan besar di Belanda juga kerap dianggap sebagai orang asing, hal yang membuat identitas Turki mereka semakin mengental. “Alasan ini menurut saya jauh lebih berpengaruh ketimbang pengaruh dari Ankara,” ujar Thijl Sunier, profesor antropologi budaya dari Universitas Free Amsterdam.

"Jika warga keturunan Turki terus dianggap sebagai orang asing meski lahir di Belanda, berbicara dalam bahasa Belanda dan berpendidikan Belanda, maka mereka akan selalu merasa menjadi warga Turki. Dan Erdogan menjadi pahlawan bagi mereka.”

Hal serupa juga terjadi di Jerman. Meski menjadi etnis minoritas terbesar di negara itu, sejumlah penelitian menunjukkan warga keturunan Turki lebih miskin dibanding warga keturunan negara Eropa Timur di Jerman.

Anak-anak mereka juga jarang menamatkan sekolah hingga ke perguruan tinggi. Pengangguran dan kemiskinan pun banyak ditemui dalam komunitas warga Jerman-Turki.

Akibatnya, banyak warga keturunan Turki merasa tersisihkan dari komunitas Jerman. Erdogan, memberikan apa yang mereka inginkan, menurut Sevil Özer, ketua lembaga swadaya masyarakat Jerman-Turki. “Dia menunjukkan dirinya mau mendengar masalah diaspora. Apalagi ketika ia menantang Kanselir Jerman Angela Merkel, kemarahan mereka seakan terwakili,” tutur Özer.

Tak heran jika partai penguasa pemerintah Turki, AKP, menang besar baik di Jerman dan Belanda. Mungkinkah kemenangan itu menunjukkan kemenangan pendukung referendum konstitusi Turki? Waktu yang akan membuktikan.

BBC | THE WASHINGTON POST | AP | SITA PLANASARI AQUADINI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

1 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.


Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

2 hari lalu

Ilustrasi digital nomad (Pixabay)
Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?


15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

2 hari lalu

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional. Foto: Canva
15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.


Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

4 hari lalu

Kayseri, Turki. Unsplash.com/yusuf Onuk
Jelajahi Situs Bersejarah di Turki dengan Kereta Wisata Baru

Turki memiliki kereta wisata baru yang akan membawa wisatawan menjelajahi situs bersejarah di negara tersebut


5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

7 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.


Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

9 hari lalu

Pekerja memproduksi masker wajah karena permintaan untuk produksinya meningkat pesat dan berjuang untuk memenuhi pesanan, atas mewabahnya Virus Corona di fasilitas pabrik Turki di Istanbul, Turki, 30 Januari 2020. REUTERS/Umit Bektas
Desak Gencatan Senjata di Gaza, Turki Batasi Ekspor Puluhan Jenis Produk ke Israel

Kementerian Perdagangan Turki mengumumkan pembatasan ekspor produk tertentu ke Israel untuk mendesak gencatan senjata dan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza.


Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

9 hari lalu

Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyampaikan sambutan di acara buka bersama di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Jumat, 29 Maret 2024. Pertemuan tersebut bertujuan untuk bersilaturahmi sekaligus bersyukur karena telah memenangkan Pemilu 2024 meskipun masih ada tahapan-tahapan yang belum mengesahkan. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Erdogan Telepon Prabowo: Beri Selamat Menang Pilpres hingga Ucapan Idul Fitri

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memberikan ucapan selamat kepada Prabowo Subianto via sambungan telepon.


Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

9 hari lalu

Militer Amerika Serikat (AS) menjatuhkan bantuan dari udara, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Kota Gaza, 2 Maret 2024. Amerika Serikat pada Sabtu (2/3) mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat udara untuk pertama kalinya dengan menerjunkan lebih dari 38.000 makanan menggunakan pesawat militer. REUTERS/Kosay Al Nemer
Israel Tolak Permintaan Turki untuk Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Udara

Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan Israel menghalangi negaranya mengirim bantuan ke Gaza melalui jalur udara.


Pantai Ini Memiliki Perairan Paling Biru di Dunia

12 hari lalu

Pantai Pasqyra atau Mirror Beach di Albania. Instagram.com/@albania.tourism
Pantai Ini Memiliki Perairan Paling Biru di Dunia

Pantai dengan perairan paling biru di dunia ini ada di Eropa dan Yunani


Turki Tangkap Dua Tersangka Mata-Mata Israel yang Bekerja untuk Mossad,

13 hari lalu

Kartu pengenal agen Mossad [VK.COM/MOSSADOFFICIAL via Sputnik]
Turki Tangkap Dua Tersangka Mata-Mata Israel yang Bekerja untuk Mossad,

Pihak berwenang Turki membekuk dua orang tersangka atas dugaan spionase untuk Mossad, badan intelijen Israel.