TEMPO.CO, Tunisia - Otoritas Tunisia menutup sebuah klub malam yang memutar musik berpadu dengan azan atau panggilan salat bagi umat Islam.
Seperti dilansir The Guardian, Senin, 3 April 2017, insiden itu bermula ketika sebuah video yang beredar viral di sosial media memperlihatkan para pengunjung tengah menari diiringi musik berpadu azan di sebuah klub malam di Kota Nabeul.
Baca juga:
Baca: Ahok Berhenti Memberi Sambutan ketika Terdengar Azan
Dua DJ yang memainkan musik yang dipermasalahkan itu berasal dari Inggris. Mereka bermain di klub sebagai bagian dari sebuah festival musik dekat lokasi wisata Hammamet pada Jumat malam, 31 Maret 2017.
Rekaman video ini membuat banyak warga Tunisia marah.
“Setelah menyelidiki masalah ini, kami memutuskan menutup klub malam itu hingga waktu yang tak ditentukan,” kata Mnaouar Ouertani, Gubernur Nabeul, kepada Agence France-Presse.
Manajer klub malam, menurut Ouertani, telah ditahan atas tuduhan menyebabkan kemarahan publik.
“Kami tidak akan membiarkan pelecehan terhadap agama terjadi,” ujarnya.
Penyelenggara festival Orbit meminta maaf pada Senin, 3 April 2017, dalam sebuah posting-an di Facebook.
“Dax J adalah warga Inggris dan tidak mengira bahwa rekamannya menyinggung umat Islam. Sebab, sebelumnya ia memutar lagu ini di Eropa dan tidak ada masalah.”
Sang DJ pun turut meminta maaf. “Saya sangat menyesal karena banyak pihak terlukai oleh musik yang saya putar,” tutu Dax J. “Saya tidak pernah berniat melecehkan siapa pun.”
AFP | THE GUARDIAN | SITA PLANASARI AQUADINI