TEMPO.CO, St Petersburg - Pemerintah Rusia sedang memburu dua orang diduga pelaku teror di kereta metro St Petersburg yang menewaskan 11 orang pada Senin malam, 3 April 2017.
Dikutip dari BBC, Selasa 4 April 2017, Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev memastikan bahwa ledakan itu akibat serangan terorisme. Saat ini pihaknya sedang mencari dua orang yang kemungkinan menjadi pelaku teror.
Baca: Pendukung ISIS Bergembira Saksikan Ledakan di Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengerahkan komite investigasi untuk menelusuri pelaku teror.
Dugaan awal ada dua orang pelaku teror. Satu pelaku diketahui bertugas membawa bom masuk ke dalam kereta dan meninggalkan di dalam gerbong. Satu pelaku lainnya bertgas meledakkan bom.
Sebuah bom meledak di dalam salah satu gerbong kereta dari stasiun Sennaya Ploshchad ke arah stasiun Tekhnologichesky Institut.
Kepala Komite Nasional Anti-Teroris Rusia mengatakan ledakan besar itu menghantam kereta St Petersburg Metro.
"Saat kami melewati Stasiun Tekhnologichesky Institut, saya melihat orang-orang berbaring di lantai dan keluar asap," kata seorang penumpang seperti dikutip dari The Guardian. "Semuanya ditutupi asap dan ada banyak petugas kebakaran datang."
Pihak keamanan setempat telah memastikan jumlah korban jiwa akibat teror ini mencapai 11 orang. Selain itu, ada sekitar 43 orang yang mengalami luka dan sedang dirawat di rumah sakit.
Sebuah video yang viral di dunia maya memperlihatkan penumpang berlarian keluar dari kereta dengan kondisi luka-luka.
Putin sempat mengunjungi Stasiun Metro Tekhnologicheskii Institut sembari mengucapkan belasungkawa dan meninggalkan karangan bunga. Putin kemudian bergegas bertolak ke markas besar keamanan di kota untuk mengadakan pertemuan dengan para penegak hukum.
Sampai berita ini ditulis, belum ada pihak yang bertanggung-jawab atas serangan teror itu. Sebagian besar analisis di dunia maya mengatakan bahwa serangan diduga dilakukan kelompok ekstrimis Islam, atau yang terkait dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sejak bertahun-tahun lalu, Rusia sering didera serangan teror. Pada 2010, dan 2011 terjadi beberapa serangan yang menewaskan banyak korban. Dugaan sementara serangan itu berkaitan dengan tindakan Rusia yang gencar melakukan serangan di kawasan Timur Tengah terutama di Suriah.
BBC | THE GUARDIAN | AVIT HIDAYAT