TEMPO.CO, Sepang -Proses penjemputan sembilan warga Malaysia dari Korea Utara penuh ketegangan. Seperti diungkapkan Letnan Kolonel Hasrizan Kamis, pilot pesawat Angkatan Udara Kerajaan Malaysia yang membawa pulang sembilan warga Malaysia itu yang dijadikan sandera oleh Korea Utara.
Hasrizan terbang bersama dua kopilot dan dua aparat keamanan. Pria usia 26 tahun yang pernah bertugas di Libya ini membawa pesawat Bombardier Global Express Business jet untuk penjemputan sembilan warga Malaysia di Korea Utara.
Baca juga: Sembilan Warga Malaysia, Sandera Korea Utara Tiba di Kuala Lumpur
Awak pesawat, ujar Hasrizan, berpura-pura sebagai pilot sipil dan menunggu di tempat yang aman menunggu perintah selanjutnya.
"Kami dalam posisi menunggu pada hari Senin dan terbang dengan Bombardier Global Express business jet sekitar jam 10.30 pagi pada hari Kamis dari pangkalan Subang," kata Hasrizan seperti dikutip dari The Star, 31 Maret 2017.
"Kami tidak tahu pasti tentang perkiraan kami begitu memasuki wilayah udara Korea Utara," ujar Hasrizan.
Baca juga: Malaysia Sempat Salah Identifikasi Kim Jong-nam Warga Korsel
Meski Hasrizan agak tegang selama proses pemulangan sembilan diplomat Malaysia dan keluarganya, namun menurutnya tidak ada yang aneh dalam seluruh perjalanannya membawa pulang mereka.
"Satu-satunya isu adalah lamanya menunggu antara saat mau mendarat di Pyongyang hingga berangkat," ujar Hasrizan tanpa tahu alasan lamanya penundaan.
Hasrizan diizinkan mendarat pukul 4.30 sore waktu Malaysia dan terbang meninggalkan Korea Utara jam 7.45 malam waktu Malaysia.
Baca juga: Jenazah Kim Jong-nam Akhirnya Dipulangkan ke Korea Utara
Sebelum tiba di Kuala Lumpur, pesawat berhenti di bandara Fuzhou Changle di Cina untuk mengisi bahan bakar.
Sembilan warga Malaysia itu dilarang meninggalkan Korea Utara setelah Malaysia mengusir Duta Besar Korea Utara untuk Malaysia, Kang Chol, 6 Maret 2017. Chol di usir setelah mengeluarkan pernyataan yang menuding Malaysia tidak independen dalam menyelidiki kematian Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un yang tewas diracun di bandara internasional Kuala Lumpur pada 13 Februari 2017.
Saat itu Kim Jong-nam akan kembali ke Macau, tempat ia mengasingkan diri bersama keluarganya setelah diusir dari Korea Utara.
Siti Aisyah, warga Indonesia, dan Doan Thi Huong, warga Vietnam menjadi terdakwa kasus tewasnya Kim Jong-nam. Tujuh warga Korea Utara jadi buronan Malaysia.
THE STAR | MARIA RITA