Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hapus Kebijakan Lingkungan Obama, Trump Digugat Suku Indian

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Presiden Donald Trump berbicara selama reli di Kentucky Exposition Center, di Louisville, 20 Maret 2017. AP/John Minchillo
Presiden Donald Trump berbicara selama reli di Kentucky Exposition Center, di Louisville, 20 Maret 2017. AP/John Minchillo
Iklan

TEMPO.CO, Chicago - Perintah eksekutif Presiden Donald Trump yang menghapus kebijakan mantan Presiden Barack Obama soal perubahan iklim menuai gugatan dari Suku Indian Amerika dan aktivis lingkungan. 

Di bawah pemerintahan Obama, Departemen Dalam Negeri memberlakukan moratorium penggunaan batu bara, untuk mengkaji dampaknya terhadap perubahan iklim.

Baca: Foto-foto Langka Kehidupan Suku Indian Seabad Lalu

Namun Selasa lalu, Trump mengeluarkan perintah eksekutif bertajuk "Kemandirian Energi" yang tak hanya mencabut kebijakan itu, tapi juga mengkaji pembatasan emisi gas rumah kaca dari pembangkit listrik tenaga batu-bara.

Jenny Harbine, pengacara aktivis lingkungan Earthjustice mengajukan gugatan tersebut di Pengadilan Distrik Amerika Serikat di Montana, atas nama Suku India Cheyenne Utara, Sierra Club dan Pusat Keanekaragaman Hayati.

"Sistem hukum kita telah menjadi pagar yang menghentikan penyalahgunaan kekuasaan selama dua bulan terakhir, karena itu kami ke pengadilan untuk mempertahankan tanah, air dan udara yang bersih, serta iklim yang lebih sehat bagi semua orang," kata Harbine dalam pernyataan, Rabu, 29 Maret 2017.

Adapun Dewan Adat Suku Indian Amerika di Montana menyayangkan keputusan Trump tanpa konsultasi dan melakukan tinjauan lingkungan secara menyeluruh. "Ini mengkhawatirkan dan tidak dapat diterima," kata Ketua Dewan Adat Cheyenne Utara, Jace Killsback dalam pernyataan.

Para aktivis lingkungan menyatakan pencabutan moratorium bakal memperburuk perubahan iklim dan membuat batu bara dijual dengan harga sangat murah. Selama berbulan-bulan mereka telah mempersiapkan perlawanan terhadap Trump.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kampanyenya, Trump telah menyebut pemanasan global sebagai berita palsu atau "hoax" yang diciptakan Cina. Dia pun bertekad untuk menghapus kebijakan lingkungan Obama dan menghidupkan kembali penggunaan batu bara.

Baca: Penyihir di Seluruh AS Bersatu Mantrai Presiden Donald Trump

Para pegiat lingkungan menyatakan akan memobilisasi penolakan dari publik, yang khawatir pada perubahan iklim. "Ini bukan yang diinginkan sebagian besar pemilih Trump," kata David Goldston, Direktur Dewan Pertahanan Sumber Daya Alam.

Jajak pendapat menunjukkan masyarakat mendukung aksi untuk mencegah perubahan iklim. Sigi yang dilakukan September lalu menunjukkan 71 persen warga Amerika ingin agar pemerintah mengambil tindakan untuk mengurangi pemanasan global. Enam persen di antaranya ingin agar pemerintah segera bertindak meski tidak yakin adanya perubahan iklim.

Jajak pendapat yang dilakukan The Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research and the Energy Policy Institute dari University of Chicago menunjukkan warga AS mau membayar lebih setiap bulan untuk memerangi pemanasan global.

Adapun Partai Republik menyalahkan kebijakan Obama atas hilangnya lapangan kerja di sektor batu-bara. Namun data menunjukkan industri pertambangan AS kehilangan lapangan kerja selama beberapa dekade terakhir karena otomatisasi dan kompetisi dari gas alam, panel surya dan turbin angin. Ketiga sumber daya itu  menghasilkan listrik lebih murah sekaligus bebas emisi dibandingkan dengan tenaga batu bara.

ASSOCIATED PRESS | REUTERS |  NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Donald Trump Ingatkan Israel Soal Gaza hingga Netanyahu Ngambek

2 hari lalu

Kandidat presiden dari Partai Republik dan mantan Presiden AS Donald Trump pada  malam pemilihan pendahuluan presiden New Hampshire, di Nashua, New Hampshire, AS, 23 Januari 2024. REUTERS/Mike Segar
Top 3 Dunia: Donald Trump Ingatkan Israel Soal Gaza hingga Netanyahu Ngambek

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 26 Maret 2024 diawali oleh mantan presiden AS Donald Trump memperingatkan warga Israel soal Gaza


Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

3 hari lalu

Ilustrasi kekeringan: Warga berjalan di sawah yang kering akibat kemarau di Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten. ANTARA FOTO/Fauzan/ama.
Jakarta dan Banten Masuki Puncak Kemarau pada Agustus 2024, Mundur Akibat Gejolak Iklim

Jakarta dan Banten diperkirakan memasuki musim kemarau mulai Juni mendatang, dan puncaknya pada Agustus. Sedikit mundur karena anomali iklim.


Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

9 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto mengecek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur, Senin (18/3/2024), yang direncanakan menjadi lokasi upacara HUT Ke-79 RI pada 17 Agustus 2024. ANTARA/HO-Biro Humas Setjen Kemhan RI.
Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.


13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

9 hari lalu

Australia dalam sepekan harus menyiapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di resor ski. Foto: @thredboresort
13 Persen Resort Ski Dunia Diprediksi Gundul dari Salju Pada 2100

Studi hujan salju di masa depan mengungkap ladang ski dipaksa naik ke dataran lebih tinggi dan terpencil. Ekosistem pegunungan semakin terancam.


Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

10 hari lalu

Pekerja menyelesaikan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis 15 Februari 2024. Pembangunan PLTS tersebut untuk fase pertama sebesar 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW yang akan menyuplai energi terbarukan untuk IKN dan akan beroperasi pada 29 Pebruari 2024. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.


Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

11 hari lalu

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Top 3 Dunia; Donald Trump Optimis Bisa Menangkan Pemilu Presiden

Top 3 dunia, Donald Trump yang sangat percaya diri bisa memenangkan pemilu presiden Amerika Serikat sampai menyampaikan kalimat sesumbar.


Joe Biden Meledek Mental Donald Trump Tak Cocok Jadi Presiden

12 hari lalu

Pendukung Presiden AS Donald Trump berunjuk rasa menjelang pelantikan Presiden terpilih Joe Biden, di tengah wabah penyakit virus corona (Covid-19), di Tokyo, Jepang 20 Januari 2021. [REUTERS / Issei Kato]
Joe Biden Meledek Mental Donald Trump Tak Cocok Jadi Presiden

Joe Biden meledek Donald Trump dengan menyebutnya sudah tua dan tak cocok mentalnya untuk menjadi presiden Amerika Serikat


Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

12 hari lalu

Presiden AS Donald Trump meniup lilin ulang tahunnya saat makan siang bersama Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, di Singapura, Senin, 11 Juni 2018. Kejutan kue ulang tahun tersebut diberikan oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan. Ministry of Communications and Information Singapore via AP
Donald Trump Sebut Tak Akan Ada Pemilu Lagi Jika Ia Kalah

Donald Trump memprediksi akhir dari pemilu di AS jika ia kalah dari Joe Biden pada November mendatang.


BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

15 hari lalu

Sejumlah warga Muara Angke membawa jerigen saat melakukan aksi di depan Gedung Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa, 22 Februari 2022. Para warga yang datang dari blok Limbah, blok Eceng dan blok Empang RW 022 Muara Angke ini menggelar aksi terkait krisis air bersih yang melanda di pemukiman mereka. Selain meminta layanan air bersih, mereka juga meminta agar PAM Jaya melakukan pelayanan suplai air minum menggunakan kios air sementara untuk warga sebanyak 293.208 liter per hari, dan pemberlakuan tarif air sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 57 tahun 2021 yaitu seharga Rp. 1.575,-/ meter kubik. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.


Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

15 hari lalu

Foto kombinasi Joe Biden dan Donald Trump. REUTERS/Mark Makela dan Tom Brenner
Anatomi Persaingan Sengit Trump Biden di Super Tuesday Menuju Bertarung di Pilpres

Hasil dari kontes di negara bagian Georgia, Mississippi dan Washington tidak pernah diragukan lagi menyodorkan pertarungan ulang Trump Biden.