TEMPO.CO, London—Polisi Inggris yang menyelidiki teror London, di mana baru saja menangkap seorang pria di Birmingham, menyimpulkan bahwa serangan dimulai dari pesan WhatsApp yang digunakan pelaku dan kawannya.
"Kami tidak bisa menggali lebih dalam karena pesan melalui WhatsApp ini dikunci," kata Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd, seperti dikutip AFP, Senin 27 Maret 2017.
Baca Juga:
Baca: Pelaku Teror London Pernah Terlibat Kejahatan
Pesan-pesan yang dikirim sang pelaku, Khalid Masood dan kawannya dikunci, sehingga hanya bisa dilihat oleh sang pengirim dan penerima pesan.
Rudd mengakui penguncian pesan di WhatsApp memang penting untuk keamanan di dunia maya, terlebih untuk memastikan bahwa bisnis, perbankan dan transaksi penting lainnya, aman.
"Tapi tidak ada tempat bagi teroris untuk bersembunyi. Kita harus memastikan bahwa organisasi ini tidak berkembang melalui pesan teks seperti WhatsApp.”
Belasan orang telah dibebaskan. Namun seorang pria berusia 58 tahun tetap ditahan dan seorang wanita berusia 32 tahun dibebaskan dengan jaminan.
Baca: Siapa Khalid Masood, Pelaku Teror London?
Lima orang tewas, termasuk Masood dan 40 orang lainnya terluka setelah pria berusia 52 tahun itu menabrakkan mobil yang dikendarainya ke pejalan kaki di Jembatan Westminster, depan Gedung Parlemen Inggris.
Setelah menikam seorang polisi hingga tewas, Masood ditembak mati oleh aparat.
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim berada di balik insiden itu.
AFP | INQUIRER | SITA PLANASARI AQUADINI