TEMPO.CO, Moskow— Pemimpin utama kelompok oposisi Rusia, Alexei Navalny ditahan ketika tengah menggelar demo anti korupsi di pusat kota Moskow.
Demo itu diikuti oleh ribuan orang yang menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, yang diduga terlibat dalam kasus korupsi.
Baca: Pengadilan Hambat Pesaing Putin dalam Pilpres Rusia 2018
Selain Alexei, ada sekitar 500 an orang demonstran lain yang juga turut ditahan oleh otoritas setempat.
Alasan penahanan itu adalah aksi demo disebut ilegal karena dilakukan tanpa mengajukan perizinan resmi kepada otoritas keamanan Rusia.
“Ada ratusan pendemo yang ditahan di seluruh negeri,” ujar salah seorang aktivis, seperti dilansir dari BBC, Senin, 27 Maret 2017.
Para pendemo juga terus meneriakkan seruan agar Presiden Rusia Vladimir Putin turun dari kursi jabatannya saat ini.
“Russia tanpa Putin! Putin adalah pencuri,” seru para pendemo seperti yang terekam dalam tayangan video yang diunggah sejumlah media lokal Rusia.
Terkait dengan penahanan Alexei, para pendemo sebelumnya telah mencegah polisi yang ingin menggiringnya ke kantor polisi.
Tak lama setelah ditangkap, Alexei menyampaikan pesan kepada para pendemo lainnya melalui akun Twitter pribadinya.
“Saya baik-baik saja rekan-rekan semua. Tidak perlu perlawanan untuk mengeluarkan saya, tetap berjalan di jalanan utama Moskow, kita harus tetap melawan korupsi,” kata dia.
Selain di Moskow, aksi demo itu juga digelar di kota-kota lain di Rusia, seperti Saint Petersburg, Vladivostok, Novosibirsk, Tomsk dan beberapa kota lainnya.
Aksi demo yang digagas oleh Alexei itu diawali dengan laporan yang dipublikasikan olehnya tentang Perdana Menteri Dmitry Medvedev yang diduga melakukan korupsi dan menggunakan uang negara untuk membeli sejumlah masion mewah hingga yacht pribadi.
BBC | GHOIDA RAHMAH