TEMPO.CO, London -Polisi Inggris telah mengumumkan identitas pelaku teror London pada Rabu, 22 Maret 2017. Khalid Masood, usia 52 tahun sebagai pelaku. Nama Masood tidak masuk dalam daftar teroris Inggris.
Lalu siapa Masood? Berikut identitas lebih detil tentang pelaku yang menabrakan mobil sewaannya ke para pejalan kaki di jembatan Westminster, London yang menewaskan lima orang dan sedikitnya 40 orang terluka.
Berita terkait: Pelaku Teror London Pernah Terlibat Kejahatan
1. Masood berusia 52 tahun kelahiran Kent dan penduduk di West Midlands di Inggris tengah.
2. Masood diketahui polisi dan badan intelijen Inggris, MI5 dengan sejumlah nama alias dan pernah didakwa dalam sejumlah kasus kriminal dari tahun 1983 hingga 2003.
3. Kasus kriminal yang pernah dilakukan Masood yakni pelecehan yang membahayakan nyawa, kepemilikan senjata, dan pelanggaran ketertiban masyarakat.
4. Profesinya dikabarkan sebagai guru. Namun, menurut BBC, Masood tidak pernah menjadi guru sekolah.
5. Masood masuk Islam. Ia sebelumnya bernama Adrian Elms.
6. Aparat Inggris pernah sekali menyelidiki Masood terkait kasus kekerasan ekstrimis, namun polisi metropolitan London mengatakan Masood tidak pelaku yang diselidiki atau menjadi target intelijen terkait kasus teroris.
7. Menurut tetangganya, Iwona Romek, Masood tinggal di rumahnya di Birmingham hingga akhir tahun lalu. Masood menikah, punya anak dan rajin merawat kebunnya.
8. Polisi menduga Masood melakukan aksi teror di jembatan Wesminster di kota London terinsiprasi teroris internasional. Ia menyewa mobil Hyundai Tuscon 4X4 dari perusahaan penyewaan mobil Enterprise Rent-A-Car di Birmingham utara awal pekan ini.
9. Polisi belum mengumumkan motif Masood melakukan teror atau adakah orang lain seperti keluarga dan teman niat Masood melakukan serangan mematikan itu sebelumnya.
10. Masood tewas ditembak polisi setelah ia menikam seorang polisi yang bertugas saat itu. Polisi yang dibunuh Masood tewas.
Berita terkait: Kronologi Teror London di Tengah Persiapan Brexit di Wesminster
RADIO AUSTRALIA. NET.AU| REUTERS | MARIA RITA