TEMPO.CO, Amsterdam – Sekitar 13 juta warga Belanda mendatangi tempat pemungutan suara untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan pemerintahan baru pada hari ini, 15 Maret 2017. Dua kandidat bersaing ketat untuk mendapatkan suara terbanyak, yakni Geert Wilders dan Mark Rutte.
Warga Belanda memberikan suaranya di tempat pemungutan suara yang dibuka mulai pukul 07.30 waktu setempat dan ditutup pukul 9 malam. Pilihan mereka dianggap sebagai ujian atas sentimen anti-kemapanan dan anti-imigran yang sedang menguat di Belanda.
Berita terkait: Rekam Jejak Geert Wilders. Politisi Anti-Islam dan Anti Uni Eropa
Mark Rutte, yang saat ini menjabat perdana menteri Belanda, bersaing ketat dengan Geert Wilders. Rutte didukung partai kanan-tengah VVD atau Kebebasan dan Demokrasi. Adapun Geert didukung partai Kebebasan (PVV) yang anti-Islam, anti-Imigran, dan anti-Uni Eropa.
VVD dan PVV merupakan dua partai terbesar di parlemen Belanda. Pemilu 2017 diikuti 24 partai dan 14 partai di antaranya diperkirakan akan mendapat kursi di parlemen.
Berita terkait: Menjelang Pemilu Belanda, Posisi Politikus Anti-Islam Melemah
Rutte memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di satu sekolah di Den Haag sekitar pukul 10.38 waktu setempat. Ia sempat mengajak warga Belanda untuk memberikan suaranya.
”Adalah hak karena rakyat telah bertarung dengan kuat untuk itu,” kata Rutte, seperti dikutip dari Deutsche Welle.
Anggota partai VVD, Joost van Oostrum, melalui akun Twitternya mengunggah fotonya saat naik sepeda membawa kue-kue untuk dibagikan ke 29 tempat pemungutan suara serta menyuarakan dukungan kepada Rutte.
REUTERS | DEUTSCHE WELLE | MARIA RITA