TEMPO.CO, Washington- Situs pembocor rahasia negara, WikiLeaks memperkirakan 85 persen ponsel pintar yang beredar di dunia telah dimanfaatkan badan intelijen Amerika Serikat, CIA untuk mengumpulkan informasi intelijennya.
Seperti yang dilansir Russia Today pada 7 Maret 2017, CIA memanfaatkan sistem operasi OS Android buatan Google yang dianggap mudah diretas. Sekitar 85 persen pengguna ponsel pintar di dunia menggunakan sistem operasi berbasis Android seperti Samsung dan Sony. Kenyataannya, sistem Android dianggap tidak aman.
Baca juga: WikiLeaks: CIA Sadap TV, Ponsel dan Komputer Warga Dunia
Menurut data WikiLeaks yang dibocorkan dalam dokumen yang disebut Vault 7, terdapat 24 'zero days' dalam ponsel android. Ini nama kode yang digunakan oleh CIA untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi kerentanan untuk tujuan pengumpulan data individu secara diam-diam.
Teknik-teknik itu menurut WikiLeaks akan memungkinkan CIA mengakses data dari platform jejaring sosial termasuk WhatsApp, Weibo, dan Clockmans.
Pesan suara maupun pesan tertulis dari paltform jejaring sosial tersebut dapat dengan mudah dieksploitasi CIA dengan memanfaatkan kesenjangan dalam sistem operasi OS Android.
Baca juga: Anggaran CIA Terbesar di Komunitas Intelijen AS
WikiLeaks juga mengklaim bahwa sumbernya yang membocorkan rahasia CIA tersebut, akan merilis cara-cara meningkatkan keamanan pada gadgetnya agar tidak mudah diretas.
Dokumen berkode Vault 7 yang dilansir WikiLeaks pada hari Selasa , 7 Maret 2017 menyebut CIA juga menciptakan program yang disebut “Weeping Angel,”. Ini semacam virus yang digunakan untuk merekam suara, gambar dan percakapan pribadi pengguna televisi pintar atau TV cerdas, meskipun telah dilindungi enskripsi.
WikiLeaks menulis bahwa pengguna televisi pintar merek Samsung akan mengira televisinya padam dengan mode “Fake-Off”. “Padahal ketika mereka mengira televisi padam, alat Weeping Angel tengah merekam pembicaraan di dalam ruangan.”
RUSSIA TODAY|YON DEMA