TEMPO.CO, Jakarta - Pakistan membuka dua perlintasan perbatasan utama mereka. Hal ini membuat ribuan warga Afganistan dan Pakistan yang telantar, mengantre untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
Seorang pejabat di titik Torkham, kemarin, mengatakan 2.900 orang menyeberang ke Afganistan dan 550 masuk Pakistan. Data dari persimpangan utama lainnya di Chaman belum tersedia.
Pakistan menutup penyeberangan pada tiga minggu yang lalu setelah gelombang serangan mematikan oleh militan yang dikatakan beroperasi di Afganistan. Kedua negara telah lama menuduh satu sama lain karena ketidakmampuan mengatasi militan.
Baca juga: Pemimpin Taliban Pakistan Diyakini Telah Tewas
Afganistan mengatakan sekitar 25 ribu warga Afganistan telantar di Pakistan karena penutupan perbatasan. Kedua penyeberangan itu akan dibuka untuk hari kedua, tapi banyak yang mengatakan tak mungkin semua orang dapat menyeberangi perbatasan pada Rabu ini.
"Kami terjebak di sini karena kami memiliki masalah di Tanah Air," kata Shah Wali, yang berasal dari Kota Kunduz di Afganistan. Selain itu, ada Zabihullah yang telah melakukan perjalanan ke Pakistan untuk perawatan medis.
Zabihullah menyatakan saat akan kembali ke kediamannya, perbatasan itu ditutup. "Saya membawa uang tapi akhirnya menghabiskan semua itu. Sejak itu saya hidup dari uang dan makanan milik orang lain. Sudah begitu hina. Saya seperti orang miskin sekarang," katanya.
Zabihullah, saat ditemui, telah mengantre selama empat jam. "Para tentara terus memaksa kami berkeliling dari satu antrean ke yang lain. Ini sangat melelahkan."
BBC | DIKO OKTARA