TEMPO.CO, Jakarta - Mastercard merilis indeks kepercayaan konsumen dan India menduduki peringkat paling atas negara paling optimistis di Asia-Pasifik untuk semester kedua 2016. India bersama dengan Myanmar, Vietnam, Filipina, dan Bangladesh berada di posisi lima teratas.
Indonesia mencatat beberapa peningkatan dalam survei kali ini di lima komponen. Kelima komponen tersebut adalah pandangan pada pendapatan reguler, kualitas kehidupan, ekonomi, pekerjaan, dan pasar saham. Indonesia memiliki nilai 70,8 poin atau meningkat sebesar sembilan poin dibanding semester pertama 2016.
Baca Juga:
Baca juga: Laporan PDB Amerika Positif, Dorong Wall Street Menguat
Secara keseluruhan, kepercayaan konsumen di Asia-Pasifik tetap kuat, yang menunjukkan adanya stabilitas di sembilan dari 17 negara di kawasan ini.
Dengan kenaikan sebesar 1,2 poin dari keseluruhan skor di semester pertama 2016 menjadi 60,9 poin pada semester kedua 2016, kawasan Asia-Pasifik berada sedikit di atas ambang nilai optimistis, sebesar 60 poin.
Namun keseluruhan stabilitas tersebut menutupi sejumlah pergerakan yang signifikan di lima negara di kawasan tersebut dibandingkan dengan enam bulan sebelumnya. Hong Kong, Thailand, dan Bangladesh mengalami peningkatan lebih dari 10 poin, sedangkan Malaysia dan Taiwan mengalami penurunan lebih dari 10 poin.
Bangladesh mencatat kenaikan terbesar, yakni sebesar 11,2 poin menjadi 82,8 poin—sebuah peningkatan yang signifikan pada tingkat kepercayaan konsumen secara keseluruhan dibandingkan dengan semester pertama 2016 yang mengalami kenaikan relatif kecil, yakni sebesar 4,2 poin.
Kenaikan skor di Bangladesh dipicu oleh adanya peningkatan di semua komponen, dengan peningkatan terbesar berasal dari meningkatnya ekspektasi terhadap pergerakan pasar saham.
Baik Thailand maupun Hong Kong juga mengalami kenaikan yang besar, yakni sebesar 10,1 poin, dan hal tersebut menempatkan Thailand ke dalam zona optimistis dan Hong Kong di zona netral.
Sementara itu, delapan dari 17 negara mengalami penurunan yang cukup signifikan dalam tingkat kepercayaan dibandingkan dengan semester pertama 2016.
Penurunan terbesar dalam tingkat kepercayaan tersebut dialami oleh Taiwan, diikuti oleh Malaysia dan Myanmar. Menurut survei ini, prospek pasar saham merupakan pendorong utama dari penurunan tersebut.
Antara November dan Desember 2016, sebanyak 8.723 responden berusia 18 hingga 64 tahun di 17 negara di wilayah Asia-Pasifik, diminta memberikan pandangan mereka terhadap lima faktor perekonomian.
Hal itu termasuk prospek perekonomian di negara mereka, prospek pekerjaan, prospek pendapatan reguler, pasar saham, serta kualitas hidup selama enam bulan ke depan.
Indeks ini dihitung dari skala 0 sampai dengan 100, dengan nol sebagai paling pesimistis, 100 sebagai paling optimistis, dan antara 40 sampai 60 sebagai netral.
DIKO OKTARA