TEMPO.CO, Los Angeles - Presiden Donald Trump menuding kekacauan dalam acara penghargaan kepada insan film dunia, Oscar, terjadi karena panitia terlalu berfokus pada isu politik yang terkait dengannya.
Dalam satu wawancara di Kantor Oval dengan situs konservatif Breitbart News, Presiden Trump mengatakan penyelenggara Oscar 2017 gagal fokus karena terlalu berfokus pada politik.
Berita terkait: Jimmy Kimmel Buka Oscar dengan Sindir Trump
"Agak sedikit menyedihkan. Ini tidak terasa seperti malam penuh kemewahan dan sukacita. Saya pernah ke Oscar, seperti ada sesuatu yang hilang dan acara puncaknya agak menyedihkan," ucap Trump, seperti dilansir Guardian pada 28 Februari 2017.
Komentar Trump dibuat setelah Faye Dunaway dan Warren Beatty keliru mengumumkan pada puncak acara itu bahwa penghargaan film terbaik diraih La La Land. Seharusnya Moonlight yang menjadi pemenang. Kekeliruan itu memicu huru-hara yang digambarkan sebagai salah satu yang paling memalukan dalam sejarah Oscar atau Academy Awards.
Berita terkait: Kritik Trump, Selebritis Pakai Pita Biru di Oscar
Dalam penyelenggaraan Oscar yang ke-89 tersebut, Trump menjadi sasaran ejekan sepanjang malam terkait dengan kebijakan imigrasi yang diperkenalkan.
Pembawa acara penganugerahan Oscar, Jimmy Kimmel, memulai acara dengan menyampaikan kalimat satir untuk menyindir Trump. Kimmel menuturkan acara tersebut ditonton miliaran orang yang benci kepada Amerika Serikat.
Kimmel bukan satu-satunya yang menjadikan Trump sebagai bahan lelucon. Beberapa penerima penghargaan memanfaatkan pidato kemenangannya untuk mengkritik kebijakan Trump terkait dengan imigrasi.
Berita terkait: Mahershala Ali Aktor Muslim Pertama Menang di Oscar
Kebijakan itu mempengaruhi sutradara asal Iran, Asghar Farhadi, yang memenangi Oscar untuk film berbahasa asing terbaik. Dia memilih tidak menghadiri penghargaan secara pribadi dan diwakili astronaut kelahiran Iran, Anousheh Ansari, yang membacakan pernyataan atas namanya.
"Tidak adanya saya adalah untuk menghormati orang-orang dari negara saya dan orang-orang dari enam negara lain yang telah tidak dihormati hukum tidak manusiawi yang melarang masuknya imigran ke Amerika Serikat," bunyi pernyataan Farhadi yang dibacakan Ansari.
Selain mengejek, sejumlah selebritis, seperti aktris Ruth Negga, sineas film Moonlight, Barry Jenkins, dan supermodel Karlie Kloss, menjadi perhatian karena memasang pita biru pada pakaiannya. Popularitas pita biru ini digunakan untuk mendukung organisasi American Civil Liberties Union atau kelompok Pendukung Kebebasan Hak Sipil Amerika Serikat (ACLU).
ACLU adalah sebuah organisasi yang selama ini giat melakukan kampanye melawan kebijakan Trump yang melarang warga dan pengungsi dari tujuh negara berpenduduk mayoritas muslim masuk Amerika.
NEWS.COM.AU | GUARDIAN | YON DEMA