TEMPO.CO, Roma-Paus Fransiskus menjadi pemimpin umat Katolik pertama yang mengunjungi gereja Anglikan di Roma. Kunjungan Paus Fransiskus merupakan kesempatan bersejarah untuk menjalin kedekatan yang lebih besar setelah berabad-abad diliputi rasa ketidakpercayaan, prasangka dan permusuhan antara dua gereja.
Setelah disambut dengan pujian terhadap solidaritas Paus kepada para pengungsi dan imigran oleh Uskup gereja Anglikan, Robert Innes, keduanya lalu duduk bersebelahan untuk berdoa di All Saints Church, bagian tengah kota Roma.
Baca juga: Survei: Popularitas Paus Fransiskus Lampaui Pemimpin Dunia
Paus Fransiskus dalam kotbahnya mengakui bahwa Anglikan dan Katolik memiliki sejarah panjang kecurigaan dan permusuhan satu sama lain dan berabad-abad telah saling curiga.
"Perjalanan kita menuju persekutuan penuh mungkin tampak lambat dan tidak pasti, tapi hari ini kita dapat didorong oleh pertemuan kami," kata Paus, seperti yang dilansir Washington Post pada 26 Februari 2017.
Baca juga:Paus Sebut Pembantaian di Armenia Genosida Abad 20
Anglikan berpisah dari Katolik pada tahun 1534, ketika gereja pada saat itu menolak permintaan perceraian dari Raja Inggris, Henry VIII. Sejak itu hubungan kedua gereja mengalami ketegangan selain terus berjuang menuju kedekatan yang lebih besar meskipun banyak terjadi hambatan.
Kedua gereja bekerja untuk mengembangkan ikatan ramah meskipun kendala yang meliputi perbedaan teologis mendalam pada isu-isu seperti menahbiskan seorang wanita dan memungkinkan uskup gay. ?
Baca juga: Bocah Ini Memprotes Tuhan di Depan Paus Fransiskus
Ketegangan diperparah ketika Paus Benediktus XVI pada tahun 2009 menyatakan akan mempermudah Anglikan untuk menjadi Katolik.
Isu-isu tersebut tidak disinggung Paus Fransiskus dalam kunjungan tersebut.
Pada akhir kunjungannya, seorang jemaat anglikan lantas menghadiahkan Paus Fransiskus kue tawar tradisional, sementara wanita lain menyajikan keranjang Marmalades buatan sendiri.
WASHINGTON POST|YON DEMA