TEMPO.CO, Manila - Kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina memenggal kepala seorang sandera asal Jerman, Jurgen Gustav Kantner, di Sulu, Ahad, 26 Februari 2017.
Menurut laporan pejabat keamanan Filipina, Abu Sayyaf membunuh Kantner, 70 tahun, setelah pihak keluarga gagal membayar tebusan sebesar 30 juta peso atau setara dengan Rp 11,3 miliar. Namun demikian, laporan ini belum bisa dikonfirmasi.
"Saya menerima laporan mengenai dugaan pemancungan kepala seorang sandera Jerman di Sulu, pada Ahad, 26 Februari 2017," kata Jesus Dureza, penasihat keamanan dan kepala konsultan Presiden Rodrigo Duterte, dalam satu pernyataan.
Kepala Kepolisian Nasional Filipina, Jenderal Ronald dela Rosa, mengatakan, dia juga belum menerima laporan resmi dari polisi Provinsi Sulu tentang pemenggalan Kantner ini.
Pernyataan itu datang setelah, polisi mendapatkan informasi bahwa Kantner, seorang penggemar berlayar, dibunuh sekitar pukul 03.30 petang waktu setempat di daerah Buanza, di kota Indanan, Sulu, berjarak 1.500 kilometer sebelah selatan ibu kota Manila.
Kantner dipancung oleh algojo bernama Muammar Askali, yang juga dikenal sebagai Abu Rami, sekaligus pemimpin unit kelompok Abu Sayyaf, yang terkait dengan kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
Dureza mengatakan, "Usaha untuk mengkonfirmasi kepastian laporan itu masih berlanjut".
Kantner diculik pada November 2016 ketika ia dan istrinya, Sabine Merz, berlayar di daerah berbahaya di Filipina yang dikuasai Abu Sayyaf. Merz dibunuh ketika ia mencoba melawan dengan senapan.
Pasangan itu telah berlayar selama bertahun-tahun di atas kapal mereka, Rockall.
Korban adalah seorang yang pernah selamat dari eksekusi serupa delapan tahun lalu setelah diculik hampir dua bulan oleh perompak Somalia. Bersama istrinya, Kantner pernah disandera selama 52 hari di Somalia pada 2008 sebelum dibebaskan setelah uang tebusan dibayar.
PHIL STAR| STRAITS TIMES| YON DEMA