TEMPO.CO, Seoul- Kim Jong-nam yang tewas di Malaysia pada 13 Februari 2017 setelah diduga diracun, ternyata pernah ditawari oleh para pembelot menjadi pemimpin pemerintah Korea Utara di pengasingan. Namun abang tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un menolaknya.
Para pembelot Korea Utara yang tinggal di Eropa dan Amerika Serikat yang menawarkan posisi itu kepada Kim Jong-nam.
Berita terkait: Korea Utara Minta Siti Aisyah dan Wanita Vietnam Dibebaskan
"Dia sangat khawatir bahwa menerima tawaran seperti itu tidak dapat membantu mengakhiri suksesi turun-temurun dari kekuasaan di rezim represif," kata sumber itu, seperti yang dilansir Korea Times pada 23 Februari 2017.
Sumber itu mengatakan Kim Jong-un mungkin yang memerintahkan pembunuhan Kim Jong-nam. Perintah itu berdasarkan kecurigaan abang tirinya itu mungkin telah bergabung dengan para pembelot untuk menggulingkan pemerintahannya.
Salah satu kelompok pembelot 'yang membuat proposal termasuk Asosiasi Internasional Korea Utara untuk Hak Asasi Manusia dan Demokrasi yang berbasis di London.
Berita terkait: Ini Peran Diplomat Korea Utara dalam Membunuh Kim Jong-nam
Pemimpin kelompok itu, Kim Joo-il, secara teratur kerap menghubungi Kim Jong-nam hingga Juni 2016 setelah keduanya pertama kali bertemu secara langsung di Cina pada Desember 2014. Kim Joo-il memintanya untuk menjadi kepala sebuah pemerintahan Korea Utara di pengasingan.
Kim Jong-nam menolak tawaran itu mungkin karena ia menilai tidak ada bedanya dengan sistem monarki absolut yang dianut saat ini di Korea Utara. Dia juga tidak tertarik pada politik, meskipun ia optimis tentang reformasi Korea Utara serta kegiatan para pembelot.
Berita terkait: Tersangka Pembunuh Kim Jong-nam Pernah Ikut Vietnam Idol
Km Joo-il membuat tawaran terakhir pada Juni 2016 melalui seorang profesor universitas di Singapura. Kim Jong-nam sempat tinggal di Singapura pada waktu itu.
Meskipun ia kemudian kehilangan kontak dengan Kim Jong-nam, namun Kim Joo-il mengatakan permintaan itu akan disampaikan pada sebuah konferensi yang dijadwalkan pada April tahun ini.
Selain itu sumber tersebut juga mengatakan mereka juga akan melanjutkan kampanye anti-Pyongyang menggunakan balon yang akan dimulai bulan depan.
Park Sang-hak, yang memimpin organisasi Perlawanan untuk Pembebasan Korea Utara mengatakan kampanye untuk mengungkap keterlibatan rezim Kim Jong-un dalam pembunuhan Kim Jong-nam. Dia mengatakan balon akan berisi selebaran tentang berita itu dan akan disebarkan di Zona Demiliterisasi.
THE KOREA TIMES|YON DEMA