Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Eks Polisi Filipina Akui Dibayar Duterte untuk Membunuh

image-gnews
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menjawab sejumlah pertanyaan awak media saat mengunjungi lokasi ledakan bom di kota Davao, Filipina, 2 September 2016. Saat terjadinya serangan bom, Duterte tengah berada di kawasan tersebut. REUTERS
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte menjawab sejumlah pertanyaan awak media saat mengunjungi lokasi ledakan bom di kota Davao, Filipina, 2 September 2016. Saat terjadinya serangan bom, Duterte tengah berada di kawasan tersebut. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Manila- Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali diserang oleh lawan politiknya terkait perintah pembunuhan di luar hukum semasa menjabat sebagai Wali kota Davao City. Serangan itu dilakukan oleh seorang pensiunan polisi yang mengklaim pembunuhan di kota Davao dibuat atas perintah Duterte.

Arturo Lascanas, mantan anggota polisi yang menjadi salah satu pemimpin 'skuad pembunuh Davao' (DDS) , yang ditugaskan memberantas penjahat, mengatakan ia pernah membunuh penyiar radio yang mengkritik Duterte. Bahkan, Duterte dikatakan membayar uang kepada polisi agar melakukan pembunuhan.

"Dari semua pembunuhan yang kami lakukan di Kota Davao, dibayar oleh Wali kota Duterte. Kami mendapat 20 ribu peso hingga 100 ribu peso (Rp 5,3 juta - Rp 26,5 juta), tergantung pada status orang yang dibunuh," katanya dalam konferensi pers di Senat di Manila, pada Senin, 20 Februari 2017.

Pernyataan itu sekaligus memperkuat pengakuan Edgardo Matobato tahun lalu terkait perintah pembunuhan Duterte terhadap penjahat di Davao serta pembakaran terhadap sebuah masjid di kota itu.

Baca juga:
Mengaku Bunuh Penjahat Narkoba, Duterte Berisiko Dimakzulkan
Duterte Akui Pernah Bunuh Penjahat dengan Tangannya Sendiri

Lascanas menjadi bagian dari DDS sejak 1993 saat melakukan pengeboman masjid sebagai pembalasan setelah pemberontak Muslim dituduh mengebom katedral Katolik Roma.

Lascanas juga mengatakan ia dan kelompoknya terlibat dalam pembunuhan seorang tersangka penculikan dan istrinya yang tengah hamil, anak muda, ayah mertua dan dua lainnya dengan persetujuan Duterte.

Target lainnya adalah penyiar radio Juni Pala yang dikenal sebagai pengkritik keras Duterte. Dia dibunuh pada tahun 2003 oleh kelompok bersenjata yang dibayar Duterte.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menanggapi tuduhan itu, Sekretaris Komunikasi Presiden, Martin Andanar, mengatakan bahwa dakwaan Lascanas sebagai bagian drama politik berkepanjangan dan percobaan pembunuhan karakter Duterte oleh pengkritiknya.

Baca juga:
Wali Kota Filipina Tersangka Narkoba Ditembak Mati di Bui
Operasi Narkoba Presiden Duterte Tembak Mati Wali Kota

Duterte sebelum ini, berulang kali membantah keterlibatannya dalam tindakan di luar hukum itu ketika menjadi Walikota Davao selama 22 tahun sampai akhir 2015.

Dia serta polisi juga menolak keberadaan tim pembunuh Davao dan menggambarkannya sebagai fiksi.

Kelompok hak asasi manusia telah mendokumentasikan sekitar 1.400 pembunuhan yang mencurigakan di Davao sejak awal 1990-an dan kritikus mengatakan perang berdarah terhadap narkoba Duterte sejak menjabat tujuh bulan lalu menggunakan metode yang serupa.

Lebih dari 7.700 orang telah tewas dalam perang anti-narkoba, sekitar 2.500 dibunuh oleh di apa polisi dan sisanya oleh pembunuh bayaran.

INQUIRER|REUTERS|AL JAZEERA|YON DEMA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

1 Februari 2024

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Aaron Favila/POOL via REUTERS
Sosok Ferdinand Marcos Jr yang Terancam Dimakzulkan Duterte

Menanggapi tuduhan keras Duterte, Marcos hanya tertawa. Dia menyatakan bahwa ia tidak akan memberikan tanggapan serius terhadap pertanyaan tersebut.


Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

31 Januari 2024

Partai PDP-Laban pimpinan Cusi mencanangkan tim Go-Duterte untuk pemilihan presiden 2022.[Inquirer.net]
Begini Konflik Antara Duterte dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr

Marcos bekerja sama dengan putri Duterte, Sara, untuk menjadikannya wakil presiden dalam kemenangan Pemilu 2022. Namun, keretakan dalam aliansi keluarga tersebut muncul ketika petahana telah menyimpang dari kebijakan anti-narkoba dan kebijakan luar negeri pendahulunya.


Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

12 September 2023

Maria Ressa. REUTERS
Peraih Nobel Perdamaian, Maria Ressa, Dibebaskan dari Kasus Pajak Filipina

Maria Ressa, peraih Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, mendapatkan reputasi karena pengawasan terhadap mantan Presiden Rodrigo Duterte.


Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

10 Mei 2022

Mahasiswa dan aktivis berkumpul di luar Komisi Pemilihan untuk memprotes penghitungan tidak resmi pemilihan nasional, menunjukkan kandidat presiden Ferdinand
Kembalinya Keluarga Marcos Berkuasa di Filipina Disambut Protes Mahasiswa

Sekitar 400 mahasiswa melakukan protes di luar gedung Komisi Pemilihan Filipina menentang kemenangan Ferdinand Marcos Jr dalam pemilihan presiden


Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

9 Mei 2022

Ferdinand Marcos Jr. putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos ikut mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan (REUTERS | Romeo Ranoco)
Pilpres Filipina: Profil Ferdinand Marcos Jr, Si Bongbong Penerus Dinasti Marcos

Calon-calon yang bertarung dalam pilpres Filipina ada 10 kandidat dan terdapat 3 nama yang digadang-gadang menggantikan Presden Duterte.


Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

7 Februari 2022

Ferdinand Marcos Jr. putra mendiang diktator Filipina Ferdinand Marcos ikut mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilihan tahun depan (REUTERS | Romeo Ranoco)
Putra Eks Diktator Filipina Marcos Berpeluang Besar Menjadi Presiden

Putra mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos menjadi kandidat yang paling berpeluang menggantikan Presiden Rodrigo Duterte


KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

17 Januari 2022

Seorang demonstran memegang poster selama protes menyusul pengumuman pencalonan Ferdinand
KPU Filipina Tolak Petisi untuk Melarang Anak Marcos Jadi Capres

Komisi pemilihan umum (KPU) Filipina menolak petisi yang berusaha untuk melarang putra mendiang diktator Ferdinand Marcos menjadi capres


Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

14 Januari 2022

Seorang polisi memeriksa penumpang di dalam jeepney yang melewati pos pemeriksaan pada hari pertama lockdown dua minggu untuk mencegah penyebaran varian Delta Covid-19 di Quezon City, Metro Manila, Filipina, 6 Agustus 2021. REUTERS/Eloisa Lopez
Filipina Larang Warga Belum Vaksin COVID-19 Naik Transportasi Publik di Manila

Aturan pemerintah Filipina ini menuai kecaman karena dianggap mendiskriminasi warga miskin yang belum memperoleh akses vaksin COVID-19


Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

7 Januari 2022

Rodrigo Duterte. REUTERS
Warga Filipina yang Belum Imunisasi Vaksin Covid-19 Bisa Ditahan, Jika ...

Warga Filipina yang belum imunisasi vaksin Covid-19 agar tidak keluar rumah jika tidak mendesak. Mereka bakal ditahan jika tak patuh.


Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

5 Januari 2022

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/Lean Daval Jr.
Duterte Menolak Minta Maaf atas Pelanggaran HAM selama Perang Melawan Narkoba

Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia tidak akan pernah meminta maaf atas kematian tersangka narkoba yang dibunuh di luar hukum.